Senin 09 Sep 2019 17:10 WIB

Gubernur Prefektur Aichi Tawarkan JK Soal Pengiriman TKI

Hideaki mengungkap kebutuhan SDM atau tenaga kerja di Aichi dan Jepang

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Bahasa Jepang untuk calon perawat dan Careworker di Kantor P4TK Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Foto: Antara/Reno Esnir
Sejumlah Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Bahasa Jepang untuk calon perawat dan Careworker di Kantor P4TK Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla kembali menerima kunjungan Gubernur Prefektur Aichi, Jepang  Hideaki Ohmura, pada Senin (9/9). Dalam pertemuannya kali ini, Hideaki mengungkap kebutuhan sumber daya manusia (SDM) atau tenaga kerja di Aichi dan Jepang.

Untuk itu, ia menawarkan pengiriman tenaga kerja dari Indonesia ke Prefektur Aichi, Jepang. Apalagi, Hideaki mengungkap, dengan fokus pemerintah Indonesia saat ini yakni pengembangan SDM.

"Saat ini Jepang atau Aichi juga mengalami kekurangan SDM atau tenaga kerja, oleh karena itu memang kami menawarkan juga bagaimana mengirimkan tenaga kerja atau anak magang yang sudah mendapatkan pembekalan di sini," ujar Hideaki di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (9/9).

Hideaki mengungkap, Wapres JK pun setuju dengan tawaran tersebut. Bahkan, JK, kata Hideaki akan membentuk pusat-pusat bahasa Jepang untuk membekali para tenaga kerja Indonesia yang akan dikirim ke Aichi.

"Untuk mewujudkan hal tersebut beliau juga bilang akan membentuk pusat-pusat bahasa Jepang supaya mereka dibekali terlebih dahulu tentang bahasa Jepangnya," ujar Hideaki.

Selain itu, Hideaki juga mengungkapkan keinginan Aichi untuk ikut terlibat dalam melakukan pendidikan atau pelatihan vokasi di Indonesia. Sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia guna kebutuhan pekerja baik dalam maupun luar negeri.

"Kami sangat berminat untuk ikut terlibat dalam melakukan pendidikan atau pelatihan vokasi. Jadi baik tingkat pemerintahan pusat maupun di tingkat government bersama-sama dengan pihak swasta," ujarnya.

Menurut Hideaki, warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Prefektur Aichi berjumlah tujuh ribu orang, atau lebih banyak dari WNI yang tinggal di Tokyo sebanyak lima ribu orang. Namun demikian, jumlah ini masih jauh lebih sedikit dibandingkan tenaga kerja asal negara Asia Tenggara lainnya.

"Saat ini orang Filiphina yang bekerja di tempat Aichi itu 35 ribu orang, vietnam saja 30 ribu orang apalagi kalau dari Brazil itu 60 ribu orang, sedangkan kalau Indonesia baru 7 ribu orang, edangkan penduduknya banyak berarti potensi untuk ke depannya masih ada,' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement