REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) terus mewujudkan Kota Bandung sebagai kota yang ramah anak. Dalam upayanya Pemkot Bandung menghadirkan lima inovasi baru.
Selaras dengan tema peringatan hari anak pada tahun ini yakni “Perkuat Peran Keluarga, Dalam Berbagai Upaya Untuk Pemenuhan Hak dan Perlindungan Khusus Anak", ada lima inovasi yang mendukung Kota Bandung mewujudkan hal tersebut. Lima inovasi tersebut adalah Senam Kota Layak Anak (Sakola), Baraya (Bandung Kota Ramah Anak Yang Agamis), Sekolah Ramah Anak, Kota Layak Anak, dan Bandung SAE (Sadayana ASI Eksklusif).
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Bandung, Tatang Muchtar menyebutkan lima imovasi ini akan diluncurkan bersamaan dengan peringatan Hari Anak Nasional tingkat Kota Bandung pada 14 September mendatang.
“Kita gandeng anak-anak Kota Bandung. Misalnya, kita libatkan karya orisinil mereka seperti pada gerakan Senam Kota Layak Anak,” kata Tatang.
Senam Kota Layak Anak, kata dia, juga merupakan kolaborasi DP3APM dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bandung. Nantinya, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung akan membantu menyosialisasikan dan mengembangkannya. Selain itu, mengenai peluncuran Sekolah Ramah Anak, ini sudah dideklarasikan di SMP Negeri 5, beberapa waktu silam. Pada acara Hari Anak Nasional tingkat kota nanti, seluruh pengisi acara nantinya akan diisi oleh anak.
“Dari mulai pembawa acara, pembaca Alquran, seluruhnya melibatkan anak. Terutama anak yang harus kita sayangi, anak disabilitas,” papar Tatang.
Sebelumnya, Kota Bandung mendapatkan apresiasi sebagai Kota Layak Anak kategori Nindya tingkat nasional. Selain itu Kota Bandung juga mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai kota yang telah meraih kategori Nindya selama 2 tahun berturut turut. Oleh karenanya, Tatang menyebutkan peringatan Hari Anak Nasional ini mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk hadir, serta mengenalkan berbagai inovasi baru.
“Sehingga bukan hanya sekedar seremoninya saja, tetapi instrumen dalam rangka menguatkan anak-anak kita. Itu yang utama,” tuturnya.