Kamis 05 Sep 2019 19:29 WIB

Masih Banyak Milenial yang Sulit Beli Rumah

Konsep hunian berbasis transit oriented development (TOD) banyak diincar

Rep: Farah Nabila Noersativa/ Red: Hiru Muhammad
Rusun Transit Oriented Development: Lokasi rumah susun (rusun) berbasis Transit Oriented Development (TOD) di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Kamis (21/2).
Foto: Republika/Mimi Kartika
Rusun Transit Oriented Development: Lokasi rumah susun (rusun) berbasis Transit Oriented Development (TOD) di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Kamis (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Hingga kini, masalah kepemilikan hunian bagi sebagian besar masyarakat masih menjadi persoalan serius. Sekitar 54 persen masyarakat Indonesia yang sebagian kaum milenial masih kesulitan mengakses pembelian properti lantaran belum cukupnya uang muka yang menjadi syarat dalam proses jual beli properti.

Hasil survey Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2019 itu menjadi tantangan bagi industri properti untuk menyediakan hunian layak yang terjangkau bagi masyarakat luas.  

Ketua Umum Realestat Indonesia (REI), Soelaeman Soemawinata mengakui menurut catatan yang dirangkum Real Estate Indonesia (REI) dalam laporan Digital Economic Forum, down payment (DP) atau uang muka menempati urutan tertinggi terkait penyebab masyarakat belum berencana membeli properti. Alasan lainnya adalah karena harga properti terlalu tinggi dan belum siap membeli properti.

Konsumen properti khususnya pangsa pasar yang terbesar saat ini adalah milenial. Mereka sesungguhnya sudah memiliki minat yang cukup tinggi untuk membeli. Namun sayangnya ini sulit direalisasikan sebab masalah uang muka dan kurangnya tabungan serta tingginya harga properti yang tidak sepadan dengan penghasilan per bulan. "Apalagi kaum milenial kini lebih menyukai bepergian daripada menabung membeli aset properti," katanya. 

Selain itu, kecenderungan minat masyarakat saat ini yang ingin memiliki hunian dekat dengan sarana transportasi massal patut diperhitungkan. Konsep hunian berbasis Transit Oriented Development (TOD) menjadi yang paling banyak diincar. Jumlah proyek hunian terintegrasi TOD sudah cukup masif, dan bisa dijumpai pada pameran properti terbesar Indonesia International Property Expo (IIPEX) 2019.

Pameran tersebut merupakan hasil kerjasama pihak REI bersama Rumah.com dan Dyandra Promosindo yang diadakan serentak di empat kota yakni Jakarta, Bali, Medan dan Surabaya.

Di Jakarta, pameran akan digelar mulai 21 hingga 29 September 2019 di di Hall A, Jakarta Convention Center (JCC). IIPEX 2019 yang  tidak hanya diikuti  200 pengembang lokal, melainkan juga developer asing dengan berbagai pilihan properti mancanegara.

Marine Novita, Country Manager Rumah.com menilai untuk mengatasi masalah uang muka dalam membeli rumah, bisa disiasati dengan berbagai penawaran menarik pada pameran.

Seperti uang muka mulai nol persen, gimmick, hingga cash back, dan grandprize bagi konsumen yang melakukan transaksi pembelian saat pameran.  "Umumnya pasar rumah 500 juta ke bawah yang diminati kaum milenial atau yang baru berumah tangga," katanya, Kamis (5/9).

Wakil ketua DPP REI Hari Gani mengaku pihaknya terpanggil untuk mendukung pameran tersebut. Apalagi jumlah anggota DPD tersebar di 34 propinsi yang terdiri dari pengembang perumahan, perkantoran, pusat perbelanjaan hingga rumah sakit. "Penjualan di berbagai daerah diharapkan dapat menggairahkan pasar properti," katanya.

Pihak penyelenggara menargetkan pameran yang berlangsung sembilan hari tersebut akan dihadiri ratusan ribu pengunjung dengan target pendapatan mencapai Rp 500 miliar. "Tapi target itu masih kita godok dulu," kata Michael Bayu, Direktur Dyandra Promosindo. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement