Senin 02 Sep 2019 07:08 WIB

BMKG Bangun Sarana Peringatan Dini Gempa Bumi dan Tsunami

Infrastruktur ini dibangun di Pesisir Selatan Yogya dan Jateng.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (kedua kiri) saat melakukan persiapan pembangunan instrastruktur peringatan gempa bumi dan tsunami di Pesisir Selatan DIY dan Jateng.
Foto: Dok. BMKG
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (kedua kiri) saat melakukan persiapan pembangunan instrastruktur peringatan gempa bumi dan tsunami di Pesisir Selatan DIY dan Jateng.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membangun infrastruktur peringatan dini gempabumi dan tsunami di pesisir D.I Yogyakarta (Pantai Parangtritis) dan Purworejo, Jawa Tengah (Pantai Keburuhan). Infrastruktur berupa radar tsunami ini dinilai cukup penting mengingat kedua wilayah tersebut meeupakan kawasan rawan gempa bumi dan tsunami.

"Pembangunan radar tsunami ini merupakan bentuk kerjasama BMKG Indonesia dan MIC (Ministry of Internal Affairs and Communications) Jepang, serta didukung oleh Universitas Gadjah Mada,"ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Ahad (1/9).

Dwikorita menerangkan, kinerja radar tsunami itu akan diuji dan dievaluasi terlebih dahulu dalam kurun waktu 6 bulan - 1 tahun kedepan guna memperoleh hasil yang lebih optimal. Radar tsunami tersebut nantinya akan memonitor arus laut (kecepatan, arah, ketinggian dan periode gelombang) dengan menggunakan gelombang radio frekuensi tinggi atau gelombang pendek atau disebut HF radar.

"Sistem HF radar ini (frekuensi 16 MHz) mampu memonitor wilayah laut dengan luasan 800 km persegi dengan radius jangkauan 80 km," kata dia.

Kepala Bidang Geofisika, Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, Supriyanto, menambahkan, instalasi dan pemasangan instrumen radar tsunami relatif mudah karena sistem tersebut ditempatkan dipesisir pantai dalam bentuk antena-antena radio.

“HF radar ini juga dapat berfungsi sebagai Oceanographic Radar yang memiliki multi-fungsi tidak hanya sebagai monitoring gelombang tsunami, tetapi juga untuk kemaritiman seperti monitoring arus permukaan, gelombang dan pola pasang surut air laut,” tegasnya.

Selain itu, ujar dia, pada bidang kebencanaan oceano-meteorologi radar ini mampu untuk memonitor ketinggian gelombang dan tekanan udara rendah akibat siklon tropis, serta memberikan informasi prediksi sebaran polusi atau tumpahan minyak, dan bahkan apabila terjadi kecelakaan laut radar ini dapat membantu tim rescue dalam melakukan evakuasi korban.

Radar ini juga mampu memonitor pergerakan sampah di lautan, pergerakan arus laut, dan perubahan volume air laut. Saat ini pembangunan radar tsunami di Pantai Parangtritis dan Pantai Keburuhanmemasuki tahap awal konstruksi.

“Diharapkan dengan selesainya instalasi dan uji coba yang ditargetkan Maret 2020, kehadiran radar ini akan membantu meningkatkan kehandalan sistem peringatan dini tsunami pada obyek-obyek vital negara, khususnya Bandara Yogyakarta Intenational Airport (YIA)”, ujar Dwikorita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement