Jumat 30 Aug 2019 17:03 WIB

Pemerintah Diminta Rangkul Pemikiran Anak-Anak Muda Papua

"Mengapa demo dulu baru ada solusi," ujar Samuel Tabuni.

Massa yang tergabung dalam Mahasiswa Papua melakukan aksi solidaritas di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (27/8).
Foto: Abdan Syakura
Massa yang tergabung dalam Mahasiswa Papua melakukan aksi solidaritas di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (27/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh muda Papua, Samuel Tabuni meminta kepada generasi muda di Papua untuk meredam amarahnya dan memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk menyelesaikan persoalan Papua. Samuel menyarankan, ke depannya pemerintah merangkul pemikiran anak-anak muda Papua.

"Saya sepakat dengan Bapak Menteri (Wiranto, red), saat ini kita cooling down (pendinginan), saya minta teman-teman di Papua terutama generasi muda di Papua cooling down, beri ruang pemerintah hadirkan semua tokoh kita, kitalah yang menentukan nasib kita, di atas Tanah Papua dalam negara ini," kata Samuel saat jumpa pers usai bertemu dengan Menko Polhukam Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (30/8).

Baca Juga

Dalam kesempatan itu, Samuel menyoroti tentang sulitnya masyarakat Papua untuk dilibatkan dalam kegiatan PT Freeport. Namun, setelah terjadi demo besar, baru masyarakat Papua dilibatkan dalam kegiatan PT Freeport. Tak hanya itu, lahirnya otonomi khusus untuk Papua juga harus diawali aksi demonstrasi besar-besaran.

"Kalau pemikiran anak-anak muda Papua tidak kita rangkul, tidak kita berikan ruang, Papua tidak ada masa depan yang baik," kata Samuel.

Ia pun menyayangkan tindakan pemerintah yang kurang responsif. "Mengapa demo dulu baru ada solusi," ujarnya.

Samuel juga menyebutkan, proses hukum terhadap pelaku rasisme di asrama mahasiswa Papua di Surabaya baru berjalan, setelah ada demonstrasi di Papua. "Padahal rasisme ini terjadi sejak lama. Itu menjadi amarah bagi orang Papua," ujarnya.

Oleh karena itu, dirinya meminta kepada Presiden Jokowi dan semua menteri di kabinet periode kedua nanti, lebih memperhatikan Papua dengan baik. Menanggapi hal itu, Menko Polhukam Wiranto mengatakan, pemerintah akan berupaya lebih cepat merespons segala aspirasi dari Papua manakala masyarakat Papua cooling down.

"Unek-unek itu tidak bisa selesai dengan demonstrasi, harapan itu tidak bisa selesai dengan membuat anarkistis. Harapan itu bisa selesai dengan dialog, dialog yang konstruktif ya bukan dialog tegang-tegangan urat leher. Itu bisa terjadi kalau kita sudah cooling down," kata Wiranto.

Wiranto mengharapkan, ke depannya pemikiran-pemikiran, aspirasi masyarakat Papua dapat diselesaikan dengan cara dialog yang baik. "Bukan dengan cara demo. Itu saya jamin tidak seperti itu lagi. Tadi disampaikan demo dulu baru ada solusi. Ke depan nanti tidak perlu demo. Kita, saya yakin Presiden Jokowi untuk kedua kalinya nanti lebih paham betul bagaimana membangun Papua ini ya," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement