Jumat 30 Aug 2019 04:47 WIB

Volume Sampah di Singkawang Meningkat Selama Musim Buah

Saat ini musim buah durian dan rambutan, volume sampah naik 4-6 m kubik per hari.

Ilustrasi Sampah
Foto: Mgrol101
Ilustrasi Sampah

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kepala UPT Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Singkawang, Rustam Effendy, mengatakan saat ini pihaknya disibukkan dengan meningkatnya volume sampah yang ada di kota itu. Sebab, saat ini memasuki musim buah.

"Memasuki musim buah saat ini, volume sampah di masing-masing TPS yang ada di Kota Singkawang mulai mengalami peningkatan dari hari biasanya. Jangankan musim buah, tidak musim buah pun meningkat karena jumlah penduduk semakin bertambah, jelas sampah pun ikut bertambah," kata Rustam di Singkawang, Kamis (29/8).

Dia menjelaskan, peningkatan volume sampah tersebut terus bertambah saat musim buah, khususnya durian dan rambutan sekarang ini. Volume sampah semakin bertambah, yang mana setiap harinya meningkat sekitar 4-6 meter kubik.

Kendati demikian, kata dia, peningkatan ini dirasakan belum signifikan, karena musim buah durian dan rambutan masih terbilang baru di Kota Singkawang. Rustam menambahkan, saat ini sejumlah TPS yang ada di Singkawang sudah petugas yang sengaja di tempatkan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran ke masyarakat agar membuang sampah sesuai jadwal yang sudah ditentukan, yaitu dari pukul 18.00-06.00 WIB.

"Masyarakat juga akan diarahkan untuk membuang sampah ke dalam TPS, bukan di pinggir jalan atau di lahan yang kosong bahkan ke dalam sungai atau parit," ujarnya.

Penjagaan di beberapa titik TPS terus dilakukan, sampai masyarakat Singkawang betul-betul sadar dalam hal membuang sampah. "Secara keseluruhan, ada 10 TPS yang dilakukan penjagaan, seperti TPS belakang Bank Mandiri, Syafiudin, Jalan Tani, Bambang Ismoyo, Jalan Sama-Sama, TPS Pasar, depan Polantas lama, belakang Terminal Induk, Jalan Antasari dan belakang Rumah Makan Simpang Tigo," ungkapnya.

Penjagaan dimulai dari pagi pukul 06.00-12.00 WIB dan sore dari pukul 12.00-18.00 WIB. Masing-msing satu TPS dijaga dua orang secara bergantian, sehingga total petugas kebersihan yang menjaga ada sebanyak 20 orang.

Sebenarnya, kata Rustam, penjagaan ini tidak perlu dilakukan, namun dikarenakan masyarakat belum sadar mau tidak mau TPS harus dijaga. Walaupun petugas kebersihan saat ini masih mengalami kekurangan tenaga.

"Jangan sampai Singkawang terkesan sebagai kota kumuh, sehingga penjagaan TPS yang dilakukan kita menghendaki untuk mengembalikan Singkawang seperti tahun 2008-2009 yang mana Singkawang bersih dan masyarakat peduli dengan sampah," katanya.

Untuk pedagang, menurutnya, sudah cukup baik dalam hal membuang sampah. Mereka akan terus melakukan pembinaan agar tetap membuang sampah pada tempatnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement