Kamis 29 Aug 2019 15:04 WIB

Wiranto Khawatir Demo di Papua Dimanfaatkan Kelompok Perusuh

"Diparang, dipanah, itu saya kira tidak manusiawi. Bukan pendemo itu," kata Wiranto.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menanggapi kericuhan yang terjadi di Deiyai, Papua Barat, di Komplek Parlemen RI, Jakarta Kamis (29/8).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menanggapi kericuhan yang terjadi di Deiyai, Papua Barat, di Komplek Parlemen RI, Jakarta Kamis (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menyayangkan jatuhnya korban jiwa dalam demonstrasi berujung kericuhan yang terjadi di sejumlah wilayah Papua. Melihat banyaknya kericuhan di sana, ia khawatir jika kelompok perusuh hadir dalam aksi-aksi tersebut.

"Jangan sampai kemudian justru dimanfaatkan oleh pendemo atau pendompleng pendemo untuk mencelakakan aparat keamanan. Diparang, dipanah, itu saya kira tidak manusiawi. Bukan pendemo itu," ujar Wiranto di Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen RI, Jakarta, Kamis (29/8).

Baca Juga

Ia menjelaskan, aparat keamanan yang bertugas di sana sudah diinstruksikan untuk tak melakukan tindakan represif kepada massa. Bahkan, senjata dengan peluru tajam tak digunakan dalam kericuhan yang terjadi.

Namun, ia menduga adanya perusuh yang membawa senjata dalam demonstrasi yang menyerang aparat keamanan. Sehingga, para petugas terpaksa melepaskan tembakan kepada kelompok penyerang.

"Saya minta sebenarnya kesadaran masyarakat terutama masyarakat Papua dan Papua Barat. Jangan sampai kita mau diadu domba," ujat Wiranto.

photo
Petugas membawa korban terluka insiden kerusuhan di Deiyai di RSUD Mimika, Papua, Kamis (29/8/2019).

Menurutnya, saat ini memang ada pihak yang tak senang dengan persatuan Indonesia. Sehingga kericuhan seperti ini dimanfaatkan oleh kelompok yang ingin memerdekakan diri.

Padahal, Wiranto yakin bahwa kericuhan terjadi karena masyarakat yang tak puas dengan persekusi mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya. Bukan karena masyarakat Papua yang ingin berpisah dari Indonesia.

"Sebenarnya tidak perlu demonstrasi yang kemudian menuntut macam-macam. Menuntut persamaan hak, bahkan menuntut referendum," ujar Wiranto.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga direncanakan mengunjungi dan melihat kondisi Papua secara langsung. Rencana itu akan terealisasi jika provokasi di sana tak lagi terjadi.

"Beliau (Jokowi) akan berjanji suatu saat beliau pasti akan ke Papua dan Papua Barat. Apabila provokasi udah selesai, jangan sampai nanti makan provokasi," ujar Wiranto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement