Kamis 29 Aug 2019 14:46 WIB

Wiranto: Kenapa Demo Brutal Papua Sampai Membawa Korban?

Menurut Wiranto demonstrasi berujung ricuh justru merugikan masyarakat Papua.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menanggapi kericuhan yang terjadi di Deiyai, Papua Barat, di Komplek Parlemen RI, Jakarta Kamis (29/8).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menanggapi kericuhan yang terjadi di Deiyai, Papua Barat, di Komplek Parlemen RI, Jakarta Kamis (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menyesalkan jatuhnya korban jiwa dalam unjuk rasa berujung kericuhan di Deiyai, Papua, Rabu (28/8). Menurut dia, hal tersebut tak perlu terjadi jika massa melakukan demonstrasi sesuai dengan mekanisme yang ada.

"Kenapa demonstrasi seperti itu brutal sampai membawa korban? Sebenarnya kalau demonstrasi itu dilakukan dengan baik, sesuai dengan aturan main dalam demostrasi saya kira kita tidak perlu khawatir," ujar Wiranto di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Kamis (29/8).

Baca Juga

Menurut dia, kericuhan yang terjadi di sejumlah wilayah Papua justru merugikan masyarakatnya. Sebab, sejumlah fasilitas umum yang rusak dibangun oleh uang rakyat agar dimanfaatkan oleh rakyat.

"Itu (fasilitas umum) jangan sampai di rusak, itu sebenarnya dibangun untuk rakyat. Jadi salah alamat kalau demonstrasi merusak itu semua," ujar Wiranto.

 

photo
Wajah pengunjuk rasa digambar bendera kejora di aksi dekat Istana, Rabu (28/8). Aksi dilakukan oleh mahasiswa Papua Barat sebagai protes atas insiden rasial.

Guna meredakan kericuhan di Papua, Wiranto mengaku telah berbicara dengan tokoh adat, budaya, agama, dan pemuda di sana. Dari perbincangan itu, ia menjelaskan bahwa pelaku persekusi terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya akan diadili sesuai hukum yang berlaku.

"Kita melakukan langkah-langkah komunikasi yang persuasif ya, sehingga demo-demo yang dilaksanakan itu sudah terjawab sebenarnya," ujar Wiranto.

Namun, demi menghindari pecahnya kericuhan di tempat lain, aparat keamanan yang bertugas diinstruksikan untuk tak melakukan tindakan represif ke masyarakat Papua. "Harus persuasif terukur, bahkan senjata peluru tajam tidak boleh digunakan," ujar Wiranto.

Sebelumnya, Polri menyebutkan adanya dua korban dari warga sipil dalam insiden di Deiyai, Papua Barat, Rabu (28/8). Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, dua korban tersebut, satu yang meninggal dunia. Satunya lagi, kata dia, terluka akibat peluru dari senjata petugas.

Namun, ia menegaskan, dua korban tersebut, bagian dari kelompok yang melakukan penyerangan ke pihak keamanan. Sehingga, petugas di sana terpaksa melepaskan tembakan ke kelompok penyerang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement