REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelajar dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) di Sorong diliburkan. Hal tersebut terkait dengan adanya rencana aksi susulan untuk menyampaikan protes di kantor Gubernur Papua Barat.
Ketua DPRD Provinsi Papua Barat, Pieter Kondjol, mengatakan, kondisi di Sorong saat ini terpantau sangat sepi. Berbagai aktivitas termasuk sekolah diliburkan menyusul informasi terkait unjuk rasa hari ini, Senin (26/8).
“Sampai sekarang memang belum ada demo, tapi kondisi di Sorong memang sepi, jalanan sepi, sekolah dibubarkan dan tidak ada aktifitas apapun,” ujar dia ketika dihubungi Republika.co.id, melalui sambungan telepon, Senin (26/8).
Dia menambahkan, sejak kemarin memang sudah ada rencana untuk melakukan aksi kembali. Oleh karena itu untuk melindungi aktivitas para siswa dan orang-orang di Sorong pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polda dan terkait lainnya untuk pengamanan.
Menurut dia, saat ini masih menunggu para demonstran yang belum nampak kedatangannya, meskipun sudah dijadwalkan bahwa hari ini akan ada aksi susulan. “Kita memang masih bersiap dan menunggu, tetapi saya harap demo tidak terjadi kembali, kita berharap seperti itu,” ujar dia.
Untuk melaksanakan tuntutan dari aksi massa yang dikabarkan akan bergerak hari ini, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan wilayah lain, tidak terkecuali Surabaya, Malang hingga memenuhi panggilan Presiden Jokowi.
Ia mengimbau pada masyarakat Papua dan Papua Barat untuk tetap menjaga kondusifitas sehingga rasa aman bisa dikendalikan. “Sebagai sesama anak Papua saya harap semua bisa seperti itu,” kata dia.