Ahad 25 Aug 2019 18:34 WIB

MDMC Distribuksikan Air ke Terdampak Kekeringan Jawa Tengah

MDMC berkoordinasi dengan BPBD agar penanganan tidak parsial.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Pendistribusian air bersih dari MDMC di desa-desa terdampak  kekeringan di Jawa Tengah.
Foto: dok. MDMC
Pendistribusian air bersih dari MDMC di desa-desa terdampak kekeringan di Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) turut mendistribusikan air bersih ke masyarakat terdampak kekeringan. Alami kekeringan cukup parah, Jawa Tengah turut menjadi prioritas.

Ketua MDMC Jawa Tengah, Naibul Umam, mengatakan dropping air telah dilakukan di Kecamatan Karanganyar, Kandangan dan Jumo Temanggung. Dilakukan pula di Blora, Sragen, Klaten, Boyolali dan Banyumas.

Baca Juga

Lima daerah terakhir dipilih lantaran daerahnya cukup jauh dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Awal Agustus lalu, MDMC, Lazismu dan BPBD telah pula dropping air ke Jepara.

LPB Muhammadiyah Cabang Klaten turut melakukan dropping air bersih. Pada 25 Agustus 2019 pagi, dropping dilakukan ke Klaten dan pada 1 September 2019 mendatang rencananya akan dilakukan lagi.

Naibul mengatakan, masyarakat biasanya memang menggunakan air untuk keseharian melalui sendang. Namun, karena kekeringan akibat kemarau berkepanjangan sendang mengeluarkan sedikit air.

"Dan tidak dapat untuk mencukupi kebutuhan warga sehari–hari," kata Naibul, Ahad (25/8).

MDMC berkoordinasi dengan BPBD agar penanganan tidak parsial dalam melakukan pemberian air bersih dan penyambungan pipa. Namun, ada beberapa kendala yang tidak bisa ditangani.

Di Cepu, Blora, misal, tidak ada sumber mata air. Tanah yang akan dijadikan sumur disana mengeluarkan minyak dan gas, bukan sumber mata air bersih.

Untuk pemasangan pipa dan pembangunan tandon sendiri dibuat dengan kapasitas volumenya yang terbatas maksimal 5.000 liter. Kebijakan itu dipertimbangkan atas perhitungan keberlanjutan.

"Yang kita lakukan baru sebatas menangani dampak kekurangan air bersih untuk keperluan sehari-hari karena memang itu dampak langsung yang dirasakan warga," ujar Naibul.

MDMC belum ikut dalam penanganan dampak kekeringan lahan pertanian, persawahan dan tegalan. Namun, Naibul merasa, itu penting pula karena dampaknya dirasakan petani tadah hujan dan pengairan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement