Ahad 25 Aug 2019 16:04 WIB

Warga Surabaya Gelar Aksi #SurabayaPapuaBersaudara

Aksi digelar bersamaan dengan car free day di Taman Bungkul, Surabaya.

[ilustrasi] Sejumlah massa yang tergabung dalam Mahasiswa Papua Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme dan Militerisme menggelar unjuk rasa di Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (22/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
[ilustrasi] Sejumlah massa yang tergabung dalam Mahasiswa Papua Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme dan Militerisme menggelar unjuk rasa di Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ribuan warga dari berbagai etnis di Indonesia menggelar aksi solidaritas dengan tema #SurabayaPapuaBersaudara yang bersamaan dengan acara Car Free Day di Taman Bungkul Jalan Raya Darmo, Kota Surabaya, Jawa Timur, Ahad (25/8). Salah satu warga asli Papua Daniel Mabamba mengaku, selama tinggal di Surabaya, masyarakatnya sungguh ramah dan saling menghormati satu sama lain.

"Semua bisa hidup bergandengan di sini, dan kami juga merasa senang, dan merasa nyaman tinggal di Kota Surabaya," kata Daniel Mabamba di acara tersebut.

Baca Juga

Mereka yang ikut di acara tersebut disuguhi pertunjukkan salah satu band yang beberapa personilnya berasal dari Papua. Dengan iringan musik dari Abouhwim Band, tua muda hingga anak-anak berbaur bersama untuk berdendang dan menari.

Adapun masyarakat yang hadir di acara tersebut bukan hanya warga Surabaya. Melainkan, juga hadir dari berbagai etnis di Indonesia di antaranya Papua, Sulawesi, Bali hingga Nusa Tenggara Timur (NTT). Bahkan dalam pertunjukkan musik itu, beberapa lagu daerah tak lupa dinyanyikan, di antaranya, Sajojo, Aku Papua, Tanah Papua, Tanjung Perak, Mlaku-mlaku Nang Tunjungan dan ditutup dengan lagu Maumere.

"Tadi kita menari lagu Sajojo dan teman-teman yang dari panggung juga menyanyikan lagu-lagu Papua dan itu membuat kami senang," kata Daniel yang asli Sorong Papua.

Kebersamaan ini terlihat semakin akrab, ketika anak-anak Papua bersama ribuan masyarakat Surabaya bergandengan tangan menari berkeliling di Taman Bungkul. Momen haru pun terlihat, ketika mereka saling berpelukan usai menari dan bernyanyi bersama.

Daniel menilai keberagaman etnis masyarakat yang tinggal di Surabaya, membuat Kota Pahlawan semakin nyaman untuk ditinggali. Apalagi, selama ini banyak mahasiswa asal Papua juga menempuh pendidikan di Surabaya.

"Setiap mahasiswa yang dari Papua juga merasa nyaman di Surabaya dan semua masyarakat sama tidak ada perbedaan," katanya.

Ia berharap, keberagaman masyarakat di Surabaya bisa terus terjaga. Dengan begitu, Kota Surabaya akan terus nyaman dan aman untuk ditinggali dari berbagai masyarakat suku etnis di Indonesia.

"Karena kita satu, kita sama, tidak ada perbedaan masyarakat satu dengan yang lain," katanya.

Pada waktu yang sama, Tri Buana Tunggal Dewi Rahma, warga asli Surabaya mengaku, sangat antusias menikmati acara tersebut. Apalagi menurutnya, ribuan masyarakat dari berbagai daerah bisa berbaur, bernyanyi, dan berjoget bersama.

"Semoga kebersamaan ini terus terjaga, karena kita semua sama, satu saudara, satu Indonesia," kata Rahma.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement