Ahad 25 Aug 2019 13:09 WIB

BMKG Prediksi Musim Hujan di Bandung Raya Mundur

Puncak musim hujan 2019/2020 diprediksi akan terjadi pada bulan Januari-Februari 2020

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Nidia Zuraya
Hujan
Hujan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung memprediksi waktu masuknya musim hujan akan mundur dari waktu normal. Biasanya musim hujan di Indonesia akan mulai masuk pada bulan Oktober.

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Tony Agus Wijaya mengatakan musim hujan di Bandung Raya akan mundur dari waktu normal. Diperkirakan Bandung Raya baru akan mengalami musim penghujan pada  November mendatang.

Baca Juga

“Karena suhu laut di perairan laut indonesia lebih dingin dari biasanya. Sehingga hujan berkurang,” kata Tony saat dihubungi Republika, Ahad (25/8).

Tony menuturkan kondisi iklim di wilayah kepulauan Indonesia sangat dipengaruhi oleh keadaan suhu muka air laut. Baik suhu muka air laut yang ada di kepulauan Indonesia maupun yang berada di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

Saat in, kata dia, pada bulan Agustus 2019, BMKG memantau dan menganalisis bahwa saat ini El Nino lemah telah berakhir, sehingga anomali di Samudra Pasifik kembali menjadi netral. Kondisi netral ini diperkirakan berlangsung hingga akhir tahun 2019.

Namun karena masih terpengaruh oleh suhu muka air laut di wilayah Samudra Hindia sebelah barat Sumatera dan perairan Indonesia di bagian selatan ekuator yang lebih dingin dari suhu normal (26°-27°C) berakibat pada proses penguapan air laut yang lebih sulit terjadi. Dampaknya adalah pembentukan awan-awan hujan juga menjadi berkurang dan curah hujan masih rendah.

Ia menyebutkan kondisi suhu seperti ini diperkirakan akan berlangsung sampai bulan Oktober 2019. Implikasinya, akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu Sumatera Utara, sebagian besar Riau, Jambi bagian tengah, sebagian besar Sumatera Selatan, sebagian kecil Lampung, sebagian besar Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian kecil Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara.

Sedangkan dibeberapa wilayah seperti Aceh, Sumatera Utara, sebagian Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Utara, Pegunungan Jayawijaya sudah mulai masuk musim hujan di bulan Agustus, September, dan Oktober.

“Secara umum sifat musim hujan di wilayah Bandung Raya di bawah normal dengan prrkiraan awal musim hujan mundur 10 hari hingga 30 hari dibanding waktu normal,” ujarnya.

Prediksi BMKG, tambahnya, puncak musim hujan 2019/2020 diprediksi akan terjadi pada bulan Januari-Februari 2020. Menghadapi kondisi puncak hujan perlu diwaspadai wilayah yang rentan terhadap bencana yang ditimbulkan oleh curah hujan yang tinggi yaitu banjir dan tanah longsor.

“Masyarakat diimbau melestarikan saluran air atau drainase sehingga tieak menimbulkan banjir atau genangan. Serta membudayakan tidak membuang sampah ke saluran air, sungai dan yang bukan tempatnya,” tuturnya.

Kepala Sub Bidang Humas PDAM Tirtawening M Indra Pribadi mengatakan  sumber air baku di Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca terus mengalami penurunan. Sampai saat ini penurunan sudah berada di angka 10,53 M dan Situ Cileunca sebanyak 6,85 M dari kondisi normal.

Indra mengatakan jika dalam satu bulan ke depan Bandung Raya ini tidak di berikan hujan yang cukup maka dampaknya akan sangat terasa pada pengaliran air kepada pelanggan. Sebab cadangan air baku terus menyusut.

“Berpotensi PDAM akan kehilangan kapasitas produksi sampai dengan 1800 liter per detik atau 60 persen dari total produksi kapasitas normal,” kata Indra dihubungi terpisah.

Indra pun meminta masyarakat untuk lebih bijak dalam penggunaan air pada musim kemarau. Agar air masih bisa mencukupi hingga musim hujan pada November mendatang

“Kami menghimbau kita semua untuk memanfaatkan air secara bijaksana dan kita semua berdoa agar Allah SWT segera menurunkan hujan yang cukup,” imbauanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement