Kamis 22 Aug 2019 17:49 WIB

Beasiswa SDF bagi Umum, Disabilitas Netra, dan Autoimun

Selain di bidang kesehatan, kebermanfaatan SDF pun ingin ditebarkan di pendidikan.

 Masih dalam suasana HUT RI ke 74, Syamsi Dhuha Foundation (SDF) – LSM nirlaba peduli Lupus dan Low vision yang sedang bertransformasi menjadi social enterprise, Sabtu (24/8) lusa, akan menyalurkan beasiswa senilai total Rp 233,2 juta.
Foto: Foto: Dokumentasi SDF
Masih dalam suasana HUT RI ke 74, Syamsi Dhuha Foundation (SDF) – LSM nirlaba peduli Lupus dan Low vision yang sedang bertransformasi menjadi social enterprise, Sabtu (24/8) lusa, akan menyalurkan beasiswa senilai total Rp 233,2 juta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masih dalam suasana HUT RI ke 74, Syamsi Dhuha Foundation (SDF) – LSM nirlaba peduli Lupus dan Low vision yang sedang bertransformasi menjadi social enterprise, Sabtu (24/8) lusa, akan menyalurkan beasiswa senilai total Rp 233,2 juta. Jumlah itu naik 7 persen dari tahun sebelumnya. 

Beasiswa ini diberikan kepada 26 mahasiswa dan pelajar umum serta 30 mahasiwa dan pelajar penyandang disabilitas netra dan autoimun. Mereka diseleksi berdasarkan prestasi akademik dan kebutuhkan dukungan finansial untuk kelancaran studinya. 

"Mereka tidak hanya berasal dari Bandung dan berbagai kota di Jawa Barat, namun juga dari Surabaya, Surakarta dan Bengkulu," kata Eko Pratomo-Pendiri SDF, dalam rilisnya yang diterima Republika.co.id, Kamis (22/8). 

Simbolisasi penyerahan beasiswa dilakukan oleh Eko Pratomo dan disaksikan pula oleh wakil kepala Lembaga Kemahasiswaan (LK) ITB, wakil kepala Prodi ITB dan wakil kepala sekolah SMAN 5 Bandung sebagai mitra, para alumni penerima beasiswa dan relawan SDF. Tampil sebagai pembicara tamu di acara tersebut: Nur Agis Aulia (Agropreneur) tuk berikan inspirasi. 

photo
Sebanyak 26 mahasiswa dan pelajar umum serta 30 mahasiwa dan pelajar penyandang disabilitas netra dan autoimun mendapat beasiswa dari SDF. (Foto: Dokumentasi SDF)

Selain di bidang kesehatan, kebermanfaatan SDF pun ingin ditebarkan di bidang pendidikan. Bekerja sama dengan LK ITB sejak 2012 lalu dan SMAN 5 sejak tahun lalu, kata Dian Syarief Ketua SDF yang juga penyandang Lupus dan Low vision, pihaknya telah merealisasikan sebuah skema beasiswa yg tak hanya berikan bantuan biaya hidup. 

Namun, juga kesempatan bagi para penerimanya untuk dapat mengikuti berbagai pelatihan dan sesi motivasi serta asah kepekaan sosialnya melalui berbagai program yang ada di SDF dan juga Bimbingan belajar (Bimbel) gratis bagi pelajar yg akan hadapi SBMPTN. "Dengan demikian diharapkan para mahasiswa dan pelajar ini tak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga secara emosional dan spiritual," tandas Dian. 

Permasalahan di desa ungkap Nur Agis Aulia, lulusan cumlaude FISIP UGM, CEO Jawara Farm dan Co Founder Komunitas Banten Bangun Desa yang ingin turut wujudkan swasembada pangan yakni orang-orang terbaik tak ada di desa. Mereka yang miliki kemampuan, pengalaman, kompetensi dan jaringan bekerja di kota, sehingga desa dikelola oleh orang-orang yang belum miliki pengalaman dan kompetensi. 

"Saya merasa terpanggil untuk kembali ke desa. Yang paling penting saya contohkan bagaimana pertanian, peternakan dapat menguntungkan dan menjanjikan," ujarnya. 

Pengalamannya yang berharga merupakan suatu pembuktian bahwa petani juga bisa sukses, sekaligus mematahkan mindset bahwa seorang sarjana harus kerja di perusahaan, di gedung bertingkat, dan lainnya. Di Agro Learning Centre, Agis berbagi pengalaman bagaimana petani kelola lahannya untuk dapatkan penghasilan. 

"Tak hanya tunggu hasil panen, tapi bisa harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Peserta pelatihannya tak hanya berasal dari berbagai daerah di Indonesia, namun juga dari Malaysia," ujarnya.

Lebih jauh lagi Eko Pratomo menambahkan, melewati 1 dekade pergerakan SDF, pihaknya berusaha untuk bertransformasi menjadi lembaga wirausaha sosial yg dapat mandiri secara finansial, sehingga dapat menjamin keberlangsungan SDF dan dapat terus menambah kebermanfaatan bagi banyak orang. 

"Untuk itu, kami terus berupaya memberdayakan para penyandang disabilitas netra, autoimun dan keluarganya agar disamping survive juga bisa produktif. Para relawan pun terlibat aktif dalam proses tranformasi ini bersama stakeholders SDF lainnya," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement