Rabu 21 Aug 2019 14:11 WIB

TNI Usut Dugaan Anggotanya Ucapkan Ujaran Rasial

TNI janji akan terbuka dalam memberikan informasi kepada masyarakat terkait ini.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi] Sejumlah orang keluar dan mengangkat tangannya di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan 10, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (17/8/2019).
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
[Ilustrasi] Sejumlah orang keluar dan mengangkat tangannya di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan 10, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (17/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pangdam V/ Brawijaya Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi menegaskan akan mengusut dugaan adanya oknum aparat yang mengucapkan ujaran rasial kepada mahasiswa Papua di Surabaya seperti tergambar di video yang beredar di media sosial. Wisnoe berjanji akan terbuka dalam memberikan informasi kepada masyarakat terkait kasus ini.

Jika nanti terbukti ada keterlibatan aparat yang melakukan tindakan rasis terhadap mahasiswa Papua, kata dia, maka pihaknha akan menjatuhkan sanksi tegas. "Ya kita berikan sanksi, akan kita berikan sanksi kalau itu memang tidak sesuai dengan prosedur," kata Wisnoe di Surabaya, Rabu (21/8).

Baca Juga

Kendati demikian, Wisnoe mengaku belum mengetahui ada atau tidaknya oknum aparat yang terlibat. Bahkan, dia mengaku belum mengetahui video yang beredar tersebut. "Kita belum tahu pasti, tapi sepertinya itu seragaman ya, seragam militer, ya. Saya juga baru datang dari Batu Raja, nanti akan saya dalami," ujar Wisnoe.

Wisnoe menyatakan, penyelidikan yang dilakukan untuk mengungkap kebenaran keterlibatan aparat dalam dugaan tindakan rasial terhadap mahasiswa Papua, seperti di video tersebut. Menurutnya, banyak kemungkinan dari video tersebut.

Ia mengatakan bisa saja yang melakukan tindakan rasial adalah benar anggota TNI, atau sipil yang sengaja mengenakan pakaian militer. "Nanti saya lihat itu, saya belum lihat itunya, saya juga baru datang. Nanti akan saya sampaikan (hasil penyelidikannya)," ujar Wisnoe.

Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Luki Hermawan menjamin dan berjanji akan mengawal keamanan mahasiswa dari daerah mana pun yang berkuliah di wilayah Jatim. Luki juga mengajak semua mahasiswa dari berbagai daerah yang menuntut ilmu di Jatim untuk terlibat menjaga kondusivitas agar kejadian di asrama Papua tidak terjadi lagi.

"Adik-adik kita sekalian menjaga agar kejadian ini tidak merembet lagi. Banyak sekali mahasiswa di Jatim bukan hanya warga Jatim, ada warga lain dari Aceh, Papua, Kalimantan yang di sini menimba ilmu," kata Luki.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak mahasiswa menanamkan cinta Indonesia. Khofifah mengingatkan, jika rasa cinta Indonesia bisa ditanamkan maka setiap elemen masyarakat akan selalu menginginkan kedamaian.

Khofifah juga meminta mahasiswa untuk merawat kebhinnekaan yang telah ada sejak lama. "Jaga Indonesia di hati. Indonesia adalah rumah kita. Kita ndak ingin rumah kita kotor, kita ndak ingin rumah kita bocor. Indonesia adalah rumah kita. Yang akan menjadi surga kita. Kita punya tugas merawat dan bijak menjaga Indonesia," kata Khofifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement