Selasa 20 Aug 2019 05:37 WIB

Evaluasi Ganjil-Genap, Sepekan Polusi Udara Mulai Berkurang

75 persen penyumbang pencemaran bersumber dari kendaraan bermotor.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta saat melakukan sosialisasi uji coba perluasan sistem ganjil genap kepada pengendara di kawasan Pramuka, Jakarta, Senin (12/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta saat melakukan sosialisasi uji coba perluasan sistem ganjil genap kepada pengendara di kawasan Pramuka, Jakarta, Senin (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan evaluasi seminggu penerapan sosialisasi perluasan ganjil genap di 25 ruas jalan di ibukota. Dari hasil kajian dan evaluasi seminggu ganjil genap disebut bahwa kualitas udara di Jakarta lebih membaik dan beberapa ruas jalan masyarakat mulai menggunakan kendaraan pribadi.

Kepala Seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Agung Pujo Winarko mengakui memang kualitas udara di DKI Jakarta sejak Juli hingga awal Agustus bisa dikatakan memburuk, seperti yang disampaikan Air Visual Particulate Matter (PM2,5) mikron. Faktor terbesar penyumbang pencemaran udara 75 persen diantaranya memang disumbangkan oleh kendaraan bermotor.

Baca Juga

Namun dalam seminggu simulasi perluasan ganjil genap, ia menunjukkan data ternyata ada hasil penurunan pencemaran udara cukup baik di Jakarta. Pengukuran Air Quality Index (AQI) yang dilakukan DLH DKI ini dilakukan sejak Senin 12 Agustus 2019 pekan lalu hingga Senin ini 19 Agustus 2019.

"Ternyata terjadi penurunan konsentrasi PM2,5 di beberapa lokasi perluasa koridor ganjil genap yang selama ini telah berjalan selama seminggu," kata Agung dalam salah satu diskusi 'Pengendalian Pencemaran Udara Jakarta melalui Perluasan Ganjil Genap' di Dinas Kominfotik DKI Jakarta, Senin (19/8).

Agung menjelaskan beberapa titik yang terjadi penurunan angka pencemaran udara. Kualitas udara yang dipantau misalnya di Bundaran HI yang merupakan bagian dari perluasan ganjil genap koridor I, II, III dan IV menunjukkan terjadi penurunan konsentrasi PM2,5. Yakni penurunan di angka 18,97 persen, selisihnya 12 mikrogram.

Kemudian penurunan PM2,5 juga terjadi di Kelapa Gading di angka 13,51 persen. Perhitungan ini dilihat dari minggu sebelumnya, nilai PM2,5 sebelum dilaksanakan ganjil genap memang cukup signifikan. Dari angka tersebut, ia menegaskan jelas, uji coba perluasan ruas ganjil genap berdampak positif menyumbang perbaikan kualitas udara di Jakarta.

"Harapannya dari perluasan ganjil genap ini bisa terus memperbaiki kualitas udara di Jakarta, karena pencemaran udara di Jakarta 70 persen lebih disumbangkan oleh kendaraan bermotor," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement