Selasa 13 Aug 2019 17:36 WIB

Belajar di Bawah Bayang-Bayang Kelas Ambruk

Puluhan siswa SD di Cianjur terpaksa belajar di teras karena ruang kelas rawan ambruk

Rep: ayo bandung/ Red: ayo bandung
Rusak Berat, SD di Cianjur Ini Ternyata Belum Pernah Direnovasi Sejak 1981
Rusak Berat, SD di Cianjur Ini Ternyata Belum Pernah Direnovasi Sejak 1981

CIANJUR, AYOBANDUNG.COM -- Puluhan siswa SDN Jayamekar di Desa Muaracikadu, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur, terpaksa belajar di teras karena tiga ruang kelas yang dimiliki sekolah tersebut rusak berat dan rawan ambruk. Rusaknya tiga ruang kelas yang bagian langit-langitnya sempat ditopang beberapa buah bambu itu, sudah terjadi sejak beberapa belas tahun terakhir.

Sejak 1981 hingga kini sekolah itu belum mendapat perhatian dari dinas terkait di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur. Bahkan akibat gempa Banten beberapa waktu lalu, kerusakan di seluruh ruang kelas bertambah parah. Sebagian besar langit-langit ambruk dan bagian kuda-kuda bangunan patah.

AYO BACA : Iduladha Hari Kedua, Cianjur Pastikan Tak Ada Hewan Kurban Terindikasi Penyakit

"Akibat gempa di Banten ruang kelas tidak layak lagi dipakai, sehingga kami berinisiatif memberikan pelajaran di teras dan berencana mendirikan tenda di halaman sekolah," kata Hasan anggota komite SDN Jayamekar saat dihubungi Selasa (13/8).

Ia menjelaskan, sejak dibangun pada 1981 dengan dana swadaya masyarakat. Sekolah yang awalnya bernama SD Inpres tersebut belum pernah mendapatkan renovasi atau pembangunan kembali dari pemerintah.

Meskipun lokasi SDN Jayamekar hanya terpisah jarak beberapa belas kilometer dari pusat Kecamatan Sindangbarang. Namun rusak beratnya bangunan sekolah tersebut belum mendapat perhatian.

AYO BACA : Pemkab Cianjur Sebar Ribuan Paket Kurban untuk Warga Tak Mampu

"Kalau mengajukan sudah sering, namun hingga saat ini belum mendapat perhatian dari dinas terkait di Pemkab Cianjur. Sehingga siswa terpaksa belajar di luar ruangan," katanya.

Sementara Dudi Riyana (36) guru honorer di sekolah tersebut, menjelaskan sebelum gempa Banten, dua ruang kelas masih dipaksakan untuk dipakai meskipun kondisinya sudah memprihatinkan. "Dampak gempa Banten yang dirasakan cukup kencang di wilayah selatan, membuat kerusakan dua ruang kelas bertambah parah dan nyaris ambruk. Harapan kami pemerintah daerah segera melihat ke lokasi," katanya.

Dampak lain dari rusaknya bangunan sekolah tersebut, membuat jumlah siswa setiap tahunnya terus berkurang. Sebab orang tua siswa memilih menyekolahkan anaknya ke SD lain meskipun jaraknya yang lebih jauh karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Jumlah siswa terus berkurang karena orang tua memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah lain meskipun jaraknya lebih jauh dengan alasan keselamatan anak," katanya.

Dia dan puluhan siswa di sekolah tersebut, berharap dinas terkait di Cianjur hingga pusat, dapat mewujudkan mimpi mereka untuk memiliki bangunan sekolah yang layak. Dengan demikian, siswa dan guru dapat tenang menjalani proses belajar mengajar.

AYO BACA : TPA Pasirembung Cianjur Rawan Kebakaran Saat Kemarau

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement