Senin 12 Aug 2019 23:00 WIB

Kenalkan Budaya Yogyakarta Lewat Buku Pop-Up

Mahasiswa UNY kembangkan media pembelajaran budaya lewat buku pop-up

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Buku Pop-Up Budaya Yogyakarta yang dibuat sejumlah mahasiswa  Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Foto: Dok UNY
Buku Pop-Up Budaya Yogyakarta yang dibuat sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kebudayaan Indonesia perlu dikenalkan kepada anak sejak dini. Tapi, mengenalkan budaya kepada anak-anak tentu perlu media yang unik untuk mengundang ketertarikan mereka.

Pengenalan kebudayaan kepada anak-anak dapat dilakukan lewat lembaga pendidikan seperti SD. Saat ini, banyak siswa-siswa SD telah mulai dikenalkan kebudayaan Indonesia. 

Namun, belum banyak yang diarahkan kepada pendidikan yang bisa membentuk karakter anak-anak. Utamanya, lewat nilai-nilai yang memancing anak-anak memahami arti penting budaya itu sendiri.

Padahal, mengenalkan itu bisa membuat anak-anak tidak cuma paham konteks keindahan. Karenanya, pengenalan nilai-nilai budaya ke anak-anak penting dilakukan sejak dini.

Sedikit banyak, kondisi itu disebabkan kurangnya media pembelajar yang bisa menunjang. Untuk itu, sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mencoba mengembangkan media pembelajaran.

Dari sana, Endah Istiqomah dari Prodi PGSD, Hindun Nur Aisyah dari Prodi PG PAUD dan Nur Milati dari Prodi Pendidikan Teknik Mekatronika mencoba mengembangkan 'Pop-Up Kebudyaaan Yogyakarta.

Media itu bertujuan sebagai penenam pendidikan karakter cinta budaya kepada siswa-siswa SD. Endah berharap, media ini dapat menjadi langkah awal menanamkan nilai-nilai karakter.

"Pop-Up Kebudayaan Yogyakarta merupakan sebuah media tiga dimensi yang berfungsi untuk mengenalkan dan menanamkan pendidikan karakter siswa-siswa sekolah dasar," kata Endah, Senin (12/8).

Media ini dibuat sesuai kebutuhan siswa-siswa SD yang bersifat konkrit. Kehadirannya diharapkan pula dapat membantu guru-guru dalam mengenalkan pembelajaran pendidikan budaya Yogyakarta.

Nur mengungkapkan, pengembangan media ini dimulai dari fakta di Sleman belum ada sekolah dasar yang menggunakan media unik untuk mengenalkan kebudayaan. Padahal, targetnya anak-anak.

"Selanjutnya, kami membuat desainnya dengan merujuk kepada prosedur pengembangan media pembelajaran," ujar Nur.

Dalam tahap praproduksi, dibuat flowchart yang berisi alur secara ringkas tentang Pop Up Kebudayaan Yogyakarta. Lalu, membuat story board berupa uraian ringkas secara deskriptif berisi alur cerita.

Dari awal kemunculan gambar sampai program berakhir. Kegiatan pascaproduksi berisi editing, mixing dan finalisasi hasil media pembelajaran yang telah diedit.

Media ini telah digunakan beberapa sekolah dasar di Sleman dengan hasil yang baik. Karya ini berhasil pula meraih dana Dikti dalam PKM bidang penelitian 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement