REPUBLIKA.CO.ID, MUARA TEWEH -- Masjid di Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, menggunakan daun jati untuk wadah daging kurban hari raya Idul Adha 1440 Hijriah guna mengurangi pemakaian kantong plastik. Seperti di banyak daerah lainnya, daging hewan kurban di sana biasanya juga dibagikan dengan dibungkus plastik.
"Kami mencoba menggunakan daun jati sebagai tempat daging kurban yang dibagikan kepada masyarakat," kata Ketua Panitia Kurban Masjid Al Huda di Jalan Semoga Indah Muara Teweh, Mukhayat, Ahad.
Mukhayat mengakui, sebagian daging kurban masih dibungkus kantong plastik transparan. Hal itu dilakukan karena keterbatasan jumlah daun jati.
Daun jati tersebut didapatkan dari Dinas Lingkungan Hidup Barito Utara sebagai bentuk sosialisasi penggunaan bahan ramah lingkungan untuk tempat daging kurban. Di lain sisi, panitia juga masih mencoba membiasakan diri membungkus daging kurban dengan daun jati yang tak sepraktis memasukkannya ke kantong plastik.
"Memang kami belum terbiasa menggunakan daun jati sehingga kami terlihat lambat dalam proses pembungkusan daging kurban, terutama mengikat daun dengan tali," katanya.
Meski begitu, Mukhayat tak jera memakai daun jati. Ia justru berharap ke depannya penggunaan bahan ramah lingkungan ini lebih banyak jumlahnya karena bahan baku nya cukup banyak di daerah ini.
Pemerintah Kabupaten Barito Utara mengimbau pada panitia ibadah kurban, baik masjid, langgar, dan tempat pelaksanaan kurban lainnya untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sebagai wadah daging kurban dan lainnya guna meningkatkan kualitas lingkungan hidup di daerah ini. Ini juga menjadi langkah awal dalam rangka mengurangi sampah plastik sekali pakai.
"Kami imbau agar panitia mengemas daging pengganti kantong plastik dengan bahan yang ramah lingkungan, di antaranya daun jati, besek bambu, dan besek daun kelapa," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Barito Utara Suriawan Prihandi melalui Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Nailil Fasihah.
Dia menyosialisasikan sekaligus membagikan masing-masing 500 lembar daun jati kepada tiga masjid sebagai sampel di Muara Teweh, yakni kepada panitia kurban Masjid Jami Abdurrahim Jalan Pangeran Antasari, Masjid Al Huda Jalan Semoga Indah, dan Masjid Agung. Pihaknya mengajak warga untuk tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai (PSP) dan beralih ke wadah yang lebih ramah terhadap lingkungan dan kesehatan.
"Apalagi bahan baku bahan ramah lingkungan banyak didapat di daerah ini, seperti daun jati ini kami beli di kawasan kebun jati milik warga di Wonorejo, hal ini juga menjadi peluang petani jati, bila ke depannya seluruh masjid dan mushola serta tempat pelaksanaan ibadah kurban lainnya menggunakan daun jati," katanya.
Wadah daging ramah lingkungan tersebut mudah diuraikan dengan proses alamiah dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dia mengakui, untuk mengubah kebiasaan warga selama ini menggunakan kantong plastik untuk daging kurban cukup sulit, namun mulai tahun ini pihaknya berupaya mengajak masyarakat mengurangi pemakaian kantong plastik.
"Kami harapkan tahun depan panitia kurban secara bertahap mulai memakai bahan ramah lingkungan untuk tempat daging kurban," ujarnya.