REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapal Patroli Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) KN. Alugara milik Pangkalan PLP Kelas I Tanjung Priok terus melakukan pengamanan dan pengawasan tumpahan minyak di Tanjung Karawang yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ahmad menjelaskan, kapal KN. Alugara sebagai salah satu kapal kelas satu dalam jajaran kapal patroli Indonesian Sea and Coast Guard terlibat dalam pengamanan tumpahan minyak. Keterlibatannya sebagai salah satu antisipasi jika ada pihak-pihak luar yang dapat mengganggu kapal-kapal yang menggelar Oil Boom di lokasi tumpahan minyak tersebut.
"Secara bergantian kapal-kapal patroli Sea and Coast Guard dari pangkalan PLP Priok dan KSOP Kepulauan Seribu melaksanakan pengawasan dan pengamanan di wilayah tumpahan minyak tersebut," ujar Ahmad saat melakukan pengecekan rutin di Posko Tumpahan Minyak KSOP Kepulauan Seribu, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Sabtu (10/8).
Adapun Pangkalan PLP Tanjung Priok menyiapkan 2 unit armada kapal kelas 1 dan kelas 2 yaitu KN. Alugara dan KN. Jembio untuk bergantian melaksanakan pengawasan dan pengamanan bersama dengan kapal-kapal kelas III KSOP Kepulauan Seribu.
"Dan untuk cadangan, Pangkalan PLP Tanjung Priok juga menyiapkan 1 kapal kelas II yaitu KN. Kujang yang saat ini berada di perairan Cirebon untuk setiap saat digerakkan ke lokasi tumpahan minyak," kata Ahmad lagi.
Ahmad menjelaskan bahwa KSOP Kelas IV Kepulauan Seribu yang menjadi Mission Coordinator (MC) Tier 1 sesuai Perpres no. 109 tahun 2006 tentang Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut harus melakukan pengawasan secara terus menerus terhadap upaya penanganan kebocoran gas dan tumpahan minyak dari anjungan yang dioperasikan PT. Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONW) di Pantai Utara Jawa.
"Untuk penanganan Offshore, hingga saat ini sudah melibatkan 46 kapal dan 937 orang personel yang dikerahkan untuk mengatasi tumpahan minyak dan oil boom yang digunakan sepanjang 5.700 meter," jelas Ahmad.
Adapun total tumpahan minyak yang dikumpulkan per tanggal 9 Agustus 2019 pukul 22.00 WIB secara akumulatif adalah sebanyak 4.803,42 barrel.
Sementara untuk penanganan Onshore, oil boom yang terpasang sepanjang 2.070 meter dan personel yang terlibat sebanyak 2.856 orang yang terdiri dari KSOP Kepulauan Seribu, OSCT, masyarakat sekitar, Pokwasmas, TNI dan Polri.
Kata dia, tumpahan minyak terlihat di Pulau Rambut dan Pulau Untung Jawa yang masih dalam proses pembersihan. Untuk Pulau Kelapa, Harapan, Pramuka, Tidung, Pari, Lancang, Ayer dan Arco Ardjuna tidak ditemukan adanya tumpahan minyak.
"Ditjen Perhubungan Laut melalui KSOP Kepulauan Seribu akan terus melakukan pengawasan terhadap penanganan kebocoran gas dan tumpahan minyak dengan mengerahkan sumber daya baik personel maupun sarana prasarana yang ada agar penyebaran tumpahan minyak dapat dilokalisir dan cepat ditanggulangi," kata Ahmad.
Sementara Kepala Kantor KSOP Kelas IV Kepulauan Seribu yang juga selaku Mission Coordinator (MC) Tier 1, Capt. Herbert Marpaung menjelaskan, bahwa selaku MC, pihaknya mengoordinasikan seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan tumpahan minyak termasuk pergerakan kapal dan personel.
Selain dukungan kapal patroli Sea and Coast Guard, Kapal Negara Kenavigasian juga telah memasang 13 Buoy di sekitar lokasi kejadian tumpahan minyak dimana 1 buoy sebagai penanda dan 12 buoy sebagai Static Oil Boom.
"Secara aktif Stasiun Radio Pantai (SROP) Tanjung Priok menerbitkan Navigational Warning melalui Navigation Telegram dan KSOP Kepulauan Seribu juga mengaktifkan pos pantau di pulau-pulau yang berada di Kepulauan Seribu," ujar Herbert
Herbert kembali lagi menekankan bahwa KSOP Kepulauan Seribu selaku MC yang memegang fungsi koordinasi dalam penanganan tumpahan minyak dimaksud.
"Dan sebagai bentuk dukungan, KSOP Kepulauan Seribu memberikan kemudahan dan prioritas serta percepatan perizinan untuk pergerakan kapal-kapal yang digunakan untuk menanggulangi pencemaran minyak tersebut," kata Herbert.
Pada kunjungannya ke posko penanggulangan tumpahan minyak di KSOP Kepulauan Seribu, Direktur KPLP Ahmad menyempatkan untuk melihat kesiapan kapal-kapal patroli dan Oil Boom milik Pangkalan PLP Tanjung Priok yang siap digunakan jika sewaktu-waktu diperlukan.
Posko KSOP Kepulauan Seribu juga didukung oleh personel dari Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok, Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok dan Pangkalan PLP Kelas I Tanjung Priok.