Kamis 08 Aug 2019 10:40 WIB

Lapan Identifikasi 608 Titik Panas di Seluruh Indonesia

Titik panas menjadi data paling efektif untuk memantau kebakaran hutan dan lahan.

Titik panas (ilustrasi)
Foto: republika
Titik panas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengidentifikasi terdapat 608 titik panas kategori rendah, sedang, hingga tinggi di seluruh Indonesia. Menurut laman katalog modis Lapan yang diakses secara daring di Jakarta, Kamis (8/8pagi, terdapat 26 titik panas kategori rendah, 409 titik panas kategori sedang, dan 173 titik panas kategori tinggi.

Sebanyak 608 titik panas tersebut terpantau oleh seluruh satelit yang dimiliki, dioperasikan dan diakses Lapan, yaitu satelit Aqua, satelit Terra, satelit SNPP, dan satelit NOAA 20. Menurut Panduan Teknis Informasi Titik Panas (Hotspot) Kebakaran Hutan Lahan yang disusun Deputi Bidang Penginderaan Jauh, jumlah titik panas bukanlah jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Baca Juga

Titik panas merupakan suatu area yang memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan dengan sekitarnya yang dapat dideteksi oleh satelit, ujar dia. Secara kualitas, jumlah titik panas yang banyak dan menggerombol memang menunjukkan kejadian kebakaran hutan dan lahan di suatu wilayah.

Hingga saat ini, titik panas yang dideteksi satelit masih menjadi data paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas. Sementara itu, menurut sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pemantauan selama sepekan sejak Kamis (1/8) hingga Rabu (7/8) oleh satelit Terra dan satelit Aqua LAPAN menunjukkan titik panas terbanyak terdapat di Kalimantan Barat.

Titik panas di Kalimantan Barat pada pekan tersebut berjumlah 183 titik. Jumlah tersebut meningkat tajam dari pekan sebelumnya yang hanya 32 titik panas. Posisi jumlah titik panas kedua ditempati Riau dengan 141 titik yang juga mengalami kenaikan dibandingkan pekan sebelumnya pada posisi 79 titik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement