Selasa 06 Aug 2019 15:32 WIB

BMKG Supadio: Terpantau 402 Titik Panas di Kalbar

BMKG Supadio menyatakan 402 titik panas terpantau di 13 Kabupaten/Kota di Kalbar.

Ilustrasi.
Foto: Antara/Rony Muharrman
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak, Kalbar, menyatakan ada sebanyak 402 titik panas di 13 kabupaten/kota di Kalbar, Selasa (6/8).

"Dari data yang terpantau oleh satelit yang dikelola LAPAN, tercatat sebanyak 402 titik panas, hanya Kota Singkawang yang tidak ditemukan titik panas dari tanggal 5 hingga 6 Agustus," kata Prakirawan BMKG Supadio Pontianak Desy di Sungai Raya.

Dari pantauan LAPAN terpantau sebanyak 402 titik panas yang tersebar 13 kabupaten/kota dari 14 kabupaten/kota di Kalbar.

"Titik panas terbanyak di Kabupaten Kapuas Hulu sebanyak 76 titik panas; disusul Sanggau sebanyak 72 titik panas; Ketapang sebanyak 69 titik panas; Sintang sebanyak 45 titik panas; Kubu Raya 29 titik panas; Landak 27 titik panas; Mempawah 25 titik panas; Bengkayang 18 titik panas; Kayong Utara sembilan titik panas; Sambas lima titik panas; dan Kota Pontianak sebanyak empat titik panas, hanya Kota Singkawang yang tidak terpantau titik panas," ungkapnya.

Ia menambahkan tidak bisa memastikan apa penyebab munculnya titik panas tersebut, apakah dari aktivitas pembakaran hutan dan lahan (Karhutla) atau tidak. "Karena untuk memastikan hal tersebut, kami harus berkoordinasi lagi sehingga tidak salah dalam menentukan penyebab munculnya titik panas tersebut," katanya.

Ia menambahkan, dalam seminggu terakhir titik panas yang terpantau tersebut, jumlahnya terbesar di Kalbar. Data hotspot atau titik panas dari data yang dikelola LAPAN dengan tingkat kepercayaan sebesar 80.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes (Pol) Donny Charles Go mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas pembersihan lahan dengan cara dibakar. "Siapa pun yang terlibat dalam aktivitas Karhutla akan diproses secara hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement