REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Senior dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi mengatakan Kongres V PDIP pekan depan belum akan mengagendakan penggantian Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum. Dia menilai, penggantian ketua umum bagi PDIP tidak bisa dilakukan secara cepat.
Kristiadi menuturkan, jika Megawati ingin ada kaderisasi dan regenerasi kepemimpinan parpol maka harus dilakukan secara parsial terlebih dulu. Sebab, kepemimpinan Megawati selama ini berpola kharismatik.
"Sehingga tidak bisa, tidak mungkin suatu yang sangat kharismatik ini ditularkan secara cepat. Itu tidak mungkin," ujar Kristiadi dalam diskusi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (2/8).
Selain itu, secara pengalaman, Megawati terbilang mumpuni karena banyak jabatan yang pernah dipegang olehnya. Jika dibandingkan dengan kader muda potensial seperti Puan Maharani dan Prananda Prabowo (dua anak Megawati), Kristiadi menilai kemampuan Megawati masih jauh di atas mereka.
Namun, Kristiadi pun menilai ada potensi regenerasi Ketua Umum PDIP secara parsial. Dia menyebut regenerasi ini sebagai gejala bahwa PDIP perlu menyegarkan diri sebagai suatu parpol yang memiliki banyak tugas, baik di pemerintahan maupun legislatif.
"Pembahasan (regenerasi) bisa, tapi ya penggantian tidak kalau menurut saya. Mentransformasi sebuah kepemimpinan yang kharismatik, itu tidak mudah. Tidak ada pemimpin muda yang tiba-tiba kharismatik, '' tegasnya.
Dengan demikian, baik Puan Maharani maupun Prananda Prabowo tetap berpotensi menjadi pemimpin PDIP ke depannya. Ke depan, ada kecenderungan kepemimpinan sebuah parpol bersifat rasional.
"Menurut saya kalau mau angkat yang lebih muda, sehingga bisa menularkan semangat sama tentu bisa. Tetapi harus bertahap karena pemimpin muda akan terus berkembang pengalamannya. Sekarang kecenderungan kepemimpinan itu adalah yang rasional, " tambahnya.