Kamis 01 Aug 2019 21:23 WIB

Hadiri Doa Kebangsaan, Jokowi Minta Rakyat Jaga Persatuan

Doa kebangsaan digelar untuk memperingati ulang tahun kemerdekaan Indonesia.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andri Saubani
Presiden Jokowi, Wapres JK, dan sejumlah pejabat negara menghadiri Doa Kebangsaan 74 Tahun Indonesia Merdeka di Istana Merdeka, Kamis (1/8).
Foto: Republika/Sapto Andiko Condro
Presiden Jokowi, Wapres JK, dan sejumlah pejabat negara menghadiri Doa Kebangsaan 74 Tahun Indonesia Merdeka di Istana Merdeka, Kamis (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri gelaran doa kebangsaan untuk memperingati ulang tahun kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia, Kamis (1/8) malam. Acara yang diadakan di halaman depan Istana Merdeka ini juga dihadiri oleh sekitar 3.000 tamu undangan dari Majelis Dzikir Hubbul Wathon.

Dalam sambutannya, Jokowi mengingatkan agar masyarakat Indonesia menjaga kemerdekaan dengan menumbuhkan kerukunan antarumat di berbagai daerah. Presiden juga mengingatkan bahwa sebagai bangsa yang besar, Indonesia juga memiliki tantangan yang besar. Menurutnya, persaudaraan antarwarga negara menjadi modal kuat untuk menjaga persatuan dan menjawab tantangan kebangsaan.

Baca Juga

"Marilah kita jaga kearifan lokal sebagai sebagai sebuah bangsa. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Semoga Allah senantiasa melindungi para pimpinan para habaib, ulama, tokoh agama, dan semoga Allah senantiasa teguhkan hati kita dalam melakukan kebaikan," kata Jokowi dalam sambutannya, Kamis (1/8).

Doa Kebangsaan ini merupakan yang ketiga kalinya digelar, setelah tahun-tahun sebelumnya mengambil judul 'Dzikir Kebangsaan'. Ketua panitia acara doa kebangsaan sekaligus Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (PB MDHW), KH Mustofa Aqil Siradj, menyebutkan, bahwa kegiatan kali ini juga dihadiri pimpinan berbagai organisasi masyarakat (ormas) Islam di Tanah Air dan pemuka lintas agama. Menurutnya, peringatan kemerdekaan setiap tahun menjadi momen bagi masyarakat untuk kembali merekatkan persaudaraan.

"Kita diberi amanat oleh pendiri untuk menjaga kemerdekaan indonesia. Karena kemerdekaan diperoleh dengan pengorbanan nyawa. Rakyat indonesia tidak menginginkan kegaduhan dan permusuhan," katanya.

Dalam acara ini, K.H. Ahmad Muwafiq atau lebih dikenal dengan Kyai Muwafiq atau Gus Muwafiq sebagai ulama NU dari Yogyakarta bertugas membacakan doa kebangsaan. Selain itu, dalam acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional, seperti mantan Gubernur NTB sekaligus Ketua Dewan Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, dan Rais 'Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahlit Thariqah Al-Mu' tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) Habib Luthfi bin Yahya.

Turut hadir pula, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie. Selain itu, tokoh lain yang ikut hadir adalah Ketua Umum Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam (SI ) Indonesia Hamdan Zoelva dan Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Quran Ketapang Ustaz Yusuf Mansur.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement