Ahad 28 Jul 2019 17:36 WIB

BMKG Catat Peningkatan Titik Panas di Riau

Hingga hari ini pukul 06.00 WIB terdapat 117 titik panas di wilayah Sumatra.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andri Saubani
Petugas dari Satgas Karhutla Provinsi Riau berusaha memadamkan bara api yang membakar lahan gambut di Desa Karya Indah, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (26/07/2019).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Petugas dari Satgas Karhutla Provinsi Riau berusaha memadamkan bara api yang membakar lahan gambut di Desa Karya Indah, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (26/07/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, jumlah titik panas mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir. Terlebih untuk titik panas yang berada di wilayah Riau.

"Hingga 28 Juli 2019 terpantau hot spot di Riau sudah mulai intens," ungkap Kepala Staf Sub Bidang Analisis Informasi Iklim BMKG Pusat, Adi Ripaldi, kepada Republika, Ahad (28/7).

Baca Juga

Berdasarkan data BMKG, hingga hari ini pukul 06.00 WIB terdapat 117 titik panas dengan tingkat kepercayaan lebih dari 50 persen yang ada di wilayah Sumatra. Titik panas terbanyak memang berada di Riau, yakni 61 titik panas.

Dari 61 titik panas tersebut, 28 di antaranya ada di wilayah Pelalawan. Jumlah 61 titik panas ini ini meningkat hingga 26 titik dari Jumat (26/7) lalu, yakni 35 titik panas.

Kemudian untuk titik panas dengan tingkat kepercayaan lebih dari 70 persen di Riau ada sebanyak 30 titik. Titik panas dengan tingkat kepercayaan ini 20 di antaranya ada di wilayah Pelalawan.

Selain itu, terdapat 27 titik api dengan derajat kepercayaan lebih dari 80 persen di beberapa provinsi di Indonesia. Titik api paling banyak terdapat di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

"Saat ini terpantau dari Satelit TerraAqua (LAPAN) terdapat 27 titik api, dengan derajat kepercayaan lebih dari 80 persen," ungkap Kepala Subbidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Siswanto, kepada Republika, Ahad (28/7).

Ia menjelaskan, titik api tersebut tersebar sebagian besarnya di Kalimantan Tengah, yakni ada 12 titik. Kemudian, diikuti beberapa titik di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.

"Kabupaten Pulang Pisau tercatat paling banyak terdapat titik api dengan tujuh lokasi," jelasnya.

Ia juga mengatakan penyebab yang dapat membuat tingkat kemudahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan semakin meningkat. Hal itu, yakni perkembangan musim kemarau yang ditandai dengan terus meluasnya daerah dengan curah hujan rendah, suhu udara siang hari yang cukup panas berkelembapan rendah, dan kecepatan angin yang kuat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement