Rabu 24 Jul 2019 16:38 WIB

BKSDA Pasaman Patroli di lokasi Munculnya Harimau Sumatra

Ada dugaan harimau sumatra memangsa 14 hewan ternak warga.

Rep: febrian fachri/ Red: Dwi Murdaningsih
Tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar bersama warga  Jorong Kampung Padang Nagari Aia Manggih Barat kecamatan Lubuk Sikaping, Pasaman tengah mendeteksi jejak Harimau Sumatera yang memangsa ternak warga, Senin (22/7)
Foto: dok. BKSDA Sumbar
Tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar bersama warga Jorong Kampung Padang Nagari Aia Manggih Barat kecamatan Lubuk Sikaping, Pasaman tengah mendeteksi jejak Harimau Sumatera yang memangsa ternak warga, Senin (22/7)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat melalui Resor Pasaman  melaksanakan patroli di lokasi munculnya satwa liar yang diduga adalah harimau Sumatra. Satwa liar ini muncul di Jorong Kampung Padang Nagari Aia Bangih Barat Lubuk Sikaping kabupaten Pasaman.

Patroli ini menyusul adanya laporan satwa liar diduga harimau sumatera memangsa 14 ekor hewan ternak warga. "Tim BKSDA yang dilengkapi dengan peralatan penanganan konflik satwa dan juga senjata api yang dipergunakan nantinya untuk mengusir dan untuk keamanan petugas sendiri saat patroli," kata Kepala BKSDA Resor Pasaman Ade Putra Rabu (24/7).

Baca Juga

Ade menjelaskan BKSDA akan menyisir beberapa titik lokasi yang didominasi perkebunan karet dan kakao milik masyarakat setempat. Hal ini untuk memastikan jalur pergerakan satwa aktifitasnya. Tanda-tanda keberadaan satwa yang coba dideteksi BKSDA berupa jejak, cakaran dan kotoran menjadi titik fokus pengamatan di lapangan.

Selain itu tim yang diperkuat oleh BKSDA Resor Pasaman juga sudah memasang sebanyak empat unit kamera penjebak (camera trap) yang disebar diberbagai titik yang merupakan jalur perlintasan satwa yang hampir punah dan dilindungi tersebut.

Kamera rencananya dipasang selama  tiga hari. Bila berdasarkan hasil visual dari kamera tersebut satwa diketahui masih berada disekitar, BKSDA kata Ade akan meningkatkan tahapan penanganan dengan penggiringan atau pengusiran satwa supaya kembali ke dalam hutan.

"Upaya evakuasi atau penangkapan satwa merupakan langkah terakhir yang dilakukan BKSDA apabila interaksi harimau dengan manusia semakin meningkat dan berpotensi membahayakan," ucap Ade.

Pada saat bersamaan, BKSDA mengimbau masyarakat sekitar lokasi agar selalu waspada dan berhati-hati dalam beraktifitas. Ade meminta masyarakat agar waspada terhadap hewan ternak peliharaan.

Sebelumnya dilokasi yang berjarak 650 meter dari hutan lindung dan 500 meter dari pemukiman warga ini terjadi serangan terhadap ternak warga berupa kambing sejumlah 13 ekor dan anjing 1 ekor dalam rentang waktu 1 bulan terakhir. Ternak tersebut diduga dimangsa oleh Harimau Sumatera. Hal ini diperkuat dengan identifikasi lapangan yang dilakukan oleh tim BKSDA Resor Pasaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement