REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, gempa bermagnitudo 5,8 SR yang terjadi pada Selasa (17/7) pukul 08.18 Wita sebagai pertanda baik. Ia meyakini bencana alam itu akan membawa keberkahan bagi masyarakat Pulau Dewata.
"Itu gempa pertanda baik, jatuhnya di Purnama Kasa," kata Koster di sela menghadiri Sidang Paripurna DPRD Bali, di Denpasar, Rabu.
Purnama Kasa merupakan bulan purnama yang pertama menurut penanggalan Bali. Koster pun meyakini anugerah akan datang menyusul musibah tersebut.
"Katanya ini akan membawa berkah anugerah, akan sejahtera nih di Bali ini," ucap gubernur asal Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng ini.
Wisatawan memotret reruntuhan tebing akibat gempa bumi di kawasan obyek wisata Pantai Melasti, Badung, Bali, Selasa (16/7/2019).
Informasi dari BMKG Denpasar menyebutkan gempa tersebut berpusat di 9.11 lintang selatan, 114.54 bujur timur, dengan kedalaman 68 km itu berkekuatan 6.0 SR. Gempa ini dilaporkan tak berpotensi tsunami.
BMKG kemudian memperbarui informasinya dengan menyebutkan bahwa kekuatan gempa M 5,8. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,08 LS dan 114,55 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 80 km arah selatan Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali pada kedalaman 104 km. Gempa disebabkan aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Bali Made Rentin mengatakan, berdasarkan data BPBD terbaru, total ada sembilan warga luka ringan dan satu orang luka berat (patah tulang). Selain itu, gempa juga mengakibatkan 44 bangunan rusak di Pulau Bali.
Kerusakan terparah ada di Kabupaten Badung dengan jumlah 36 bangunan, Kabupaten Gianyar dua bangunan rusak, Bulelengdua bangunan rusak, Tabanan dan Denpasar masing-masing satu bangunan rusak, dan dua bangunan rusak di Kabupaten Jembrana. Sementara untuk Kabupaten Bangli, Karangasem, dan Klungkung nihil kerusakan bangunan. Estimasi dampak kerugian akibat kerusakan bangunan mencapai Rp 728,3 juta.