Rabu 17 Jul 2019 20:26 WIB

Hari Pertama Sekolah; Takut Diculik Hingga Berebut Kursi

Para orang tua murid berusaha mendapatkan kursi paling depan untuk anaknya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Karta Raharja Ucu
Orang tua mengantar anak pada hari pertama masuk sekolah di Kompleks SD Pengadilan, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Senin (15/7).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Orang tua mengantar anak pada hari pertama masuk sekolah di Kompleks SD Pengadilan, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Senin (15/7).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Hari pertama masuk sekolah tak hanya ramai oleh siswa-siswi baru, melainkan juga orang tua mereka yang ikut sibuk mengantar dan mencarikan kursi untuk anaknya di kelas. Para orang tua bahkan ada yang datang sekitar satu jam sebelum pelajaran dimulai. Seperti yang terjadi di Kompleks SDN Pengadilan, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.

Di kompleks itu terdapat lima sekolah dasar, di antaranya SDN 1 Pengadilan, SDN 2 Pengadilan, SDN 3 Pengadilan, SDN 4 Pengadilan, dan SDN Tawangsari. Ucapara bendera menyambut para siswa-siswi baru tersebut.

Setelah upacara, para siswa kembali ke kelas, yang sebagian ditemani oleh orang tua mereka. Beberapa siswa terlihat menangis, tapi siswa lainya ada juga yang antusias berkenalan dengan lingkungan barunya.

Andriansyah (6 tahun) merupakan salah satu siswa yang mendapatkan kursi paling depan di dalam Kelas I SDN Tawangsari Kota Tasikmalaya. Ia terlihat sumringah memandang kelasnya sambil sesekali bercengkrama dengan rekan baru di sebelahnya. Sementara ayahnya masih menunggu di depan kelas.

"Senang, semangat. Bisa dapet temen baru," kata dia, Senin (15/7).

Ayah Andri, Dede Sulaiman (38) mengatakan, selama upacara, berkeliling sekolah, hingga kembali ke dalam kelas, anaknya sama sekali tak rewel. Sebelumnya, anaknya sempat sekolah selama enam bulan, tapi terpaksa berhenti karena selalu minta ditemani orang tuanya. "Sekarang mudah-mudahan mau ditinggal. Apalagi di sini ada kakaknya kelas III," kata dia.

Dalam sepekan pertama, Dede berniat selalu mengantar dan menunggu anaknya. Setelah itu, ia berharap anaknya dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Sementara itu, Eli Kaswili (51) harus datang sekitar pukul 06.00 WIB demi mendapatkan kursi terdepan untuk keponakannya. Namun sayang, keponakannya bernama Kenzo (7) hanya dapat duduk di bangku urutan ketiga.

Ia memang sengaja mengejar kursi paling depan supaya keponakannya lebih mudah mencerna pelajaran dari gurunya. Selain itu, lanjut dia, jika keponakannya nakal, sang guru bisa langsung menegur.

"Riweuh tapi senang lihat anak-anak ketemu teman barunya. Kita juga dapat teman baru," kata dia.

Selama sepekan ke depan, Eli berniat akan selalu mengantar dan menunggu keponakannya di sekolah. Pasalnya, orang tua anak itu tak bisa meninggalkan pekerjaannya.

Apalagi, lanjut di, saat ini banyak isu penculikan. Setelah sepekan, ia juga tetap akan mengantar dan menjemput keponakannya.

"Sekarang pergi ke sekolah belum bisa sendiri, jadi sampai seminggu pertama dianter. Kita juga takut anak diculik," kata dia.

Menurut dia, sejauh ini keponakannya bisa beradaptasi dengan baik. Ia berharap, keponakannya itu bisa menerima pelajaran dengan lancar dan menjadi anak pintar.

Kepala Sekolah SDN 2 Pengadilan Yeni Wiyani mengatakan, hari pertama masuk sekolah berlangsung kondusif. Beberapa anak memang sempat menangis tak mau ditinggal orang tuanya, tapi mereka akhirnya mau masuk kelas meski masih harus ditunggu orang tua.

Menurut dia, selama sepekan pertama orang tua siswa masih diperbolehkan menunggui anaknya. Ia memaklumi anak perlu adaptasi dengan lingkungan barunya.

"Dari menteri juga kan ada anjuran mengantarkan anak sekolah," kata dia.

Ia mengatakan, sebelum menerima pelajaran, siswa-siswi baru juga akan terlebih dahulu dikenalkan dengan lingkungannya saat ini. Para siswa, lanjut dia, akan diperkenalkan dengan para guru dan berkeliling sekolah.

Ia menegaskan, para guru akan berusaha mendidik anak-anak dengan baik. Ia juga mengingatkan orang tua agar mudah diajak kerja sama.

"Semoga anak-anak berprestasi dan orang tua dapat diajak kerja sama baik dalam membimbing," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement