Rabu 17 Jul 2019 13:43 WIB

Pemkot Bandung akan Terapkan Biodigester Olah Sampah Pasar

Metode biodigester akan diterapkan di sejumlah pasar tradisional di Kota Bandung

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Seorang petugas menyalakan api dari gas biodigester olahan sampah organik, di kawasan Bebas Sampah (KBS) di Kantor RW 9, Kelurahan Sukaluyu, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Senin (13/8).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Seorang petugas menyalakan api dari gas biodigester olahan sampah organik, di kawasan Bebas Sampah (KBS) di Kantor RW 9, Kelurahan Sukaluyu, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Senin (13/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bakal menerapkan metode biodigester untuk mengolah sampah di pasar tradisional. Rencana ini akan dikerjasamakan dengan Pemerintah Australia melalui Australian Alumni Grant Scheme, The Lodge Foundation, serta Himpunan Mahasiawa Prodi Teknik Kimia Universitas Katolik Parahyangan (Unpar).

Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan lewat kerjasama ini direncanakan pengembangan biodigester di sejumlah pasar tradisional di Kota Bandung. Nantinya sampah organik di pasar akan diolah. Hal ini mengingat pasar di Kota Bandung memiliki potensi sampah organik yang cukup besar sebagai energi ramah lingkungan dengan menggunakan teknologi biodigester.

"Pemkot Kota Bandung tertarik terutama masalah pengelolaan sampah, Pasar memiliki potensi sampah organik yang bisa kita manfaatkan," kata Yana dalam siaran persnya, Rabu (17/7).

Pengembangan metode biodigester ini tengah diujicoba di rumah peternak sapi yang menjadi tempat pilot project Teknologi biodigister di Kampung Sukamulya, RT 03/02, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Yana mengatakan, jika tekonologi biodigester memasyarakat maka akan besar manfaatnya untuk Kota Bandung. Warga akan ikut merasakan manfaat dari tekonologi tersebut.

"Jika ini sudah berjalan tentunya masyarakat yang akan merasakan manfaatnya seperti penerangan yang ramah lingkungan dan hal lainnya. Ke depannya kita akan sesegera mungkin mencari pasar yang potensial untuk dijadikan pilot Project," tutur Yana.

Sementara itu, Kepala Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Unpar, Jenny Novianti Muliarahayu Soetedjo mengatakan, Kota Bandung memiliki Potensi sampah Organik yang potensial.

"10 Ton sampah organik yang telah dipilih itu dapat menjadi energi potensial. Pasar menjadi salah satu penghasil sampah organik yang cukup besar. Jika ini dimanfaatkan dengan teknologi biodigester tentunya akan menghasilkan dampak yang bermanfaat bagi masyarakat," terangnya.

Perlu diketahui, teknologi biodigister bisa menghasilkan energi biogas dengan memanfaatkan kotoran sapi atau sampah organik yang diproduksi melalui proses fermentasi anaerobik. Ini menjadi alternatif solusi kebutuhan energi bagi masyarakat antara lain listrik dan gas. Teknologi ini sinergis dengan Program Pemkot Bandung, Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan sampah (Kang Pisman).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement