REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita mengakui sulitnya menurunkan angka kemiskinan dan tingkat kesenjangan (gini ratio) secara bersamaan. Pemerintah pun perlahan menyelesaikan persoalan tersebut.
"Menjaga Gini ratio atau kesenjangan sosial enggak mudah. Dan angka kemiskinan juga. Satu saja sudah susah. Alhamdulilah sudah berhasil diperbaiki bersamaan," katanya dalam kunjungan kerja di Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Selasa, (17/7).
Ia mengungkapkan, pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo berhasil menurunkan angka kemiskinan hingga tinggal satu digit. Ia mengklaim keberhasilan ini baru pertama kali terjadi. "Pertama kali angka kemiskinan single digit. Ini susah. Ini bukti komitmen pemerintah," ujarnya.
Ia menyampaikan pemerintah pusat terus berupaya menekan angka kemiskinan. Apalagi kemiskinan merupakan penyebab timbulnya Penyakit Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ditangani Kemensos.
"Terus kita kerja keras. Ujungnya membantu ketahanan nasional yang komprehensif untuk memastikan masyarakat lebih sejahtera," ucapnya.
Sebelumnya, BPS mengumumkan jumlah penduduk miskin Indonesia per Maret 2019 sebanyak 25,14 juta jiwa atau 9,41 persen dari total 260 juta penduduk Indonesia. Jumlah penduduk miskin berkurang 529,9 ribu orang dibandingkan September 2018. Jika dibandingkan Maret 2018, penurunannya mencapai 805,1 ribu orang.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, persentase tingkat kemiskinan sudah berada dalam rentang satu digit. Artinya, masyarakat Indonesia yang kini hidup di bawah garis kemiskinan merupakan kelompok yang benar-benar berada pada posisi paling bawah. Oleh karena itu, Suhariyanto mengatakan, diperlukan strategi khusus untuk menarik kelompok tersebut agar terbebas dari jeratan kemiskinan.
"Menurunkan tingkat kemiskinan ketika jumlahnya sudah satu digit akan sangat lama, karena mereka adalah masyarakat yang betul-betul miskin," kata Suhariyanto dalam paparannya di kantor BPS, Jakarta, Senin (15/7).