Rabu 17 Jul 2019 08:43 WIB

Mensos: Tanam Sukun untuk Bantu Cegah Kekeringan

Mensos mengatakan pohon sukun bisa menyimpan cadangan air.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Reiny Dwinanda
Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita meresmikan rehabilitasi komplek makam pahlawan nasional Sultan Hasanuddin di Kecamatan Somba OpuKabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan pada Selasa, (16/7).
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita meresmikan rehabilitasi komplek makam pahlawan nasional Sultan Hasanuddin di Kecamatan Somba OpuKabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan pada Selasa, (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, GOWA -- Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita mengingatkan masyarakat akan pentingnya melakukan upaya mitigasi demi mencegah bencana kekeringan. Ia menyarankan penanaman sukun sebagai salah satu upaya mitigasi.

Mensos mendapati bahwa tanaman sukun bisa membantu mencegah kekeringan berkepanjangan. Sebab, pohon sukun mampu menyimpan cadangan air.

"Secara jangka panjang, siapkan ekologinya untuk cegah kekeringan. Tanamlah tanaman yang mampu serap air, misalnya sukun yang akarnya bisa serap air lebih banyak. Jadi bisa untuk stok air jika kekeringan panjang," katanya saat kunjungan kerja di Sulawesi Selatan pada Selasa, (16/7).

Selain itu, Mensos menyampaikan kementeriannya mendukung upaya mitigasi lainnya yang dilakukan lembaga terkait, di antaranya penggunaan teknologi hujan buatan. Ia mengatakan, hujan buatan tengah dipertimbangkan di daerah-daerah yang di-mapping terjadi kekeringan.

Di lain sisi, Mensos mengakui masih ada sejumlah hambatan untuk menerapkannya secara masif. Hambatannya ada pada masalah teknis, seperti deploy pesawat dan kecukupan awan.

"Untuk deploy pesawat ada masalah teknis, soal awannya cukup atau tidak. Pokoknya kami pelajari semua bentuk mitigasinya," ujarnya.

Pelaksana Harian Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, telah mengonfirmasi kekeringan di tujuh provinsi di Indonesia. Secara keseluruhan terdapat sebanyak 79 kabupaten/kota di tujuh provinsi tersebut yang mengalami kekeringan dengan perincian 1.969 desa/kelurahan di 556 kecamatan.

BNPB memperkirakan masih ada wilayah lain yang juga akan mengalami kekeringan. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau 2019 diprakirakan akan terjadi pada pertengahan Agustus.

"BNPB sudah punya dana siap pakai apabila ada daerah yang kekeringan dan memerlukan bantuan," katanya di Jakarta, Selasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement