Senin 15 Jul 2019 00:24 WIB

Jokowi Butuh Menteri yang Berani

Jokowi menegaskan butuh menteri yang berani untuk merealisasikan visinya.

Pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin berserta isteri memberikan salam kepada para pendukung dan relawan dalam acara Visi Indonesia di Sentul International Convetion Center, Bogor, Jabar, Ahad (14/7).
Foto: Republika/Prayogi
Pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin berserta isteri memberikan salam kepada para pendukung dan relawan dalam acara Visi Indonesia di Sentul International Convetion Center, Bogor, Jabar, Ahad (14/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, pada periode kepemimpinannya yang kedua membutuhkan menteri-menteri yang berani untuk mereformasi birokrasi seluruh lini pemerintahan. Hal itu untuk merealisasikan visi Indonesia yang diusungnya.

Presiden di SICC Sentul Bogor, Minggu, mengatakan birokrasi di setiap tingkatan nantinya harus berupa lembaga yang semakin sederhana, sehat, simpel, lincah, tidak berbelit-belit, dan yang tidak membuat hambatan. "Begitu saya lihat tidak efektif, saya pastikan pangkas dan copot pejabatnya. Oleh sebab itu butuh menteri yang berani," katanya.

Birokrasi yang sehat, sederhana dan lincah sangat dibutuhkan untuk merealisasikan Visi Indonesia yang telah disampaikan oleh Presiden di depan ribuan masyarakat yang hadir. Lima visi itu menyangkut tentang pembangunan infrastruktur, sumber daya manusia, birokrasi dan juga perekonomian lima tahun ke depan.

Dari visi tersebut khususnya persoalan birokrasi tantangannya adalah cara pandang atau "mindset" pejabat dan pegawai soal birokrasinya. Tidak hanya soal birokrasi saja, presiden juga dengan tegas akan merampingkan lembaga-lembaga yang tidak memiliki kontribusi efektif.

"Lembaga-lembaga yang tidak bermanfaat, dan bermasalah saya pastikan bubarkan," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement