REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 1.500 personel gabungan diterjunkan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau. Pelepasan personel tersebut dilakukan langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo.
Menurut dia, pengiriman personel ini berfungsi untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat tentang bagaimana mengelola hutan. "Dan, (pemahaman) kahan pada saat musim kemarau untuk, serta memberikan pemahaman kesiapsiagaan dalam menghadapi kebakaran hutan dan lahan," ujar Doni, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (11/7).
Doni mengatakan, terjadinya karhutla akan merusak ekosistem hutan, flora, dan fauna penghuni hutan dan cagar biosfer. Lahan gambut dengan ketebalan mencapai 36 meter menjadi area yang paling rentan terjadi kebakaran lahan.
"Kebakaran hutan dan lahan mengganggu pelayanan transportasi masyarakat dan bisnis," ujarnya.
Tidak hanya itu, Indonesia juga mendapat desakan dan teguran dari negara tetangga terkait akibat yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dan lahan. Hal ini tentu saja mengganggu hubungan diplomatik antarnegara dan regional ASEAN.
"Dengan pendekatan persuasif dan mengajak kesadaran semua pihak, kita berharap kebakaran hutan dan lahan dapat kita hentikan sejak hari ini," kata Doni.
Belajar dari pengalaman tersebut, ia mengatakan, perlu diimplementasikan konsep 'kenali ancamannya, siapkan strateginya'. Untuk mengetahui strategi yang tepat, ia menambahkan, perlu mencari akar masalah dan solusinya. Dalam kasus kebakaran hutan dan lahan, solusi yang terbaik adalah melakukan pencegahan.
Dalam kesempatan tersebut, kepala BNPB juga memberikan bantuan dana siap pakai untuk penanganan siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan di provinsi Riau kepada BPBD Provinsi Riau sebesar Rp 300 juta, Polda Riau Rp 250 juta, dan KOREM 031 Wirabima Rp 1 miliar.