Selasa 09 Jul 2019 04:50 WIB

Polri: Penembak Harun Al Rasyid Gunakan Glock 42

Tim investigasi Polri mengungkap dari senjata apa peluru yang mengenai Harun.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Bayu Hermawan
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo (tengah)
Foto: Republika TV/Wisnu Aji Prasetiyo
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim investigasi Polri menduga salah satu senjata api yang digunakan untuk membunuh Harun Al Rasyid, berjenis Glock 42. Senjata laras pendek jenis pistol tersebut, dikatakan sesuai dengan proyektil peluru yang bersarang di tubuh korban.

"Dari hasil Puslabfor Polri, diduga itu menggunakan Glock 42," kata Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan (Jaksel), Senin (8/7).

Baca Juga

Dedi mengungkapkan, tim penyelidikan Polri, juga punya saksi kunci yang memberikan keterangan soal penembakan terhadap pelajar kelas sembilan itu. Dedi mengatakan, saksi kunci tersebut mengatakan, pelaku penembakan menyembunyikan pistol di balik pakainnya. Masih menurut saksi tersebut, pelaku penembakan menggunakan tangan kiri untuk menembak.

"Saksi mengatakan, pelaku penambakan adalah seorang pria dengan tinggi sekitar 175-an cm, dengan perawakan berambut gondrong. Kemarin kan sudah diterangkan. Dan kini pelakunya masih sedang didalami," ujarnya.

Harun Al Rasyid, adalah salah satu korban meninggal dunia saat kerusuhan 21-23 Mei di Jakarta. Korban ditemukan meninggal dunia di kawasan Jatibaru, Jakarta Pusat. Harun diidentifikasi meninggal dunia ditempat akibat luka tembak.

Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Ario Seto, pada Jumat (5/7) mengungkapkan, peluru tajam yang ditemukan di tubuh Harun, yakni kaliber 9,17 milimeter. Kata Ario, dari uji balistik peluru tersebut diyakini Harun ditembak dari jarak dekat tak sampai 30-an meter.

Namun luka tembak yang menyamping, membuat Polri meyakini, Harun diterjang peluru tajam dari arah samping. Uji balistik tersebut, kata Ario menguatkan, pelaku penembakan bukan dari satuan Brimob yang melakukan pengamanan pada malam kerusuhan.

"Ini diduga bukan senjata Polri. Ini diduga senjata non-organik," kata Ario.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement