Jumat 05 Jul 2019 08:31 WIB

Mengapa Gubernur Sumbar Sering ke Luar Negeri?

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno ke luar negeri untuk memaksimalkan potensi daerahnya.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno
Foto: dok. Istimewa
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno

REPUBLIKA.CO.ID, Banyak yang bertanya untuk apa Gubernur Sumatra Barat, Irwan Prayitno sering keluar negeri dan apakah ada hasilnya? Kalau ditelusuri lagi, sebenarnya telah banyak yang memberitakan hasil setiap kunjungan tersebut, namun kali ini kembali diuraikan secara umum perkembangan hasil kunjungan luar negeri tersebut.

Sebetulnya, seorang Kepala Daerah yang berjanji akan mensejahterakan masyarakatnya kalau hanya mengandalkan APBD ataupun APBN, yakinlah bahwa janji itu tak akan terwujud. Coba lihat, rata-rata porsi APBD atau APBN yang akan langsung bersentuhan dengan masyarakat relatif kecil. Paling banyak 25 persen dari anggaran yang ada. Rata-rata untuk belanja pegawai masih di atas 30 persen. Biaya rutin perkantoran bisa sampai 35 persen. Lain-lain 10 persen. PAD kabupaten dan kota di Sumbar masih sekitar lima persen dari total APBD, tergolong kecil dibanding daerah lain di Indonesia.

Artinya, kalau ingin mensejahterakan masyarakatnya, seorang Kepala Daerah tidak bisa bergantung penuh kepada APBD saja. Harus ada terobosan agar kesejahteraan masyarakat bisa meningkat. Salah satunya adalah dengan upaya mencari investor. Bukan hanya investor dalam negeri, namun juga investor luar negeri. Artinya, Kepala Daerah bisa melakukan kerja sama G to G, G to B atau memfasilitasi B to B.

Sesuai dengan kewenangan daerah yang tertuang pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, pasal 363 pada ayat 1 dijelaskan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, daerah dapat mengadakan kerjasama yang didasari pada pertimbangan efesiensi dan efektivitas pelayanan publik serta saling menguntungkan. Ayat 2 kerja sama sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan daerah dengan:

a. Daerah lain,

b. Pihak ketiga dan atau

c. Lembaga atau pemerintah daerah di luar negeri sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kemudian pasal 367 ayat 1, kerjasama daerah dengan lembaga dan/atau pemerintah daerah di luar negeri sebagaimana maksud dalam pasal 363 ayat 2 huruf c meliputi:

a. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

b. pertukaran budaya,

c. peningkatan kemampuan teknis dan manajemen pemerintahan,

d. promosi potensi daerah dan,

e. kerja sama lain yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan hal di atas, Pemerintah Provinsi Sumbar dalam memajukan dan mengembangkan pelaksanaan pembangunan daerah di berbagai sektor membutuhkan dukungan investasi serta upaya-upaya lain secara berkelanjutan agar tercapai pertumbuhan ekonomi yang diinginkan untuk kesejahteraan masyarakat.

Sumbar memiliki berbagai sektor unggulan, antara lain:

a. sektor pariwisata,

b. energi baru terbarukan

c. perikanan

d. perkebunan

e. sumber daya mineral dan industri hilir dan lain-lain.

Untuk menarik minat calon investor baik dalam maupun luar negeri, upaya yang telah dilakukan oleh Pemprov Sumbar dalam bentuk kegiatan promosi investasi, antara lain: pameran investasi, investment forum dan business meeting skala nasional, regional maupun internasional, serta business matching dengan pelaku usaha.

Di samping itu, Pemprov Sumbar telah melakukan berbagai inovasi pelayanan publik agar semua urusan investasi cepat, mudah dan tidak berbelit-belit. Dengan sistem IT, pelayanan perizinan di Sumbar tidak perlu face to face.

Tidak ada pungutan yang di luar aturan, sehingga dipastikan layanan perizinan cepat, tepat dan jauh dari pungli. Saat ini, rombongan Gubernur di Azerbaijan juga sedang berkunjung ke Asan Khidmat, satu pelayanan terpadu yang mendapat penghargaan terbaik dunia dari UN.

Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sumbar, perkembangan investasi di Sumbar 2010-2017, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA), terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.  Penaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada 2010 (dalam miliar) target 789.000,00 realisasi 398.269,06 (50,28 persen), 2011 target 418.000,00 realisasi 1,678.383,80 (401,53 persen), 2012 target 439.000,00 realisasi 749.934,63 (170,83 persen), 2013 target 461.000,00 realisasi 873.761,90 (189,54 persen), 2014 target 480.000,00 realisasi 1.233.021,83 (256,88 persen), 2015 target 501.000,00 realisasi 3.185.075.82 ( 635,74 persen), 2016 target 3.280.628,09 realisasi 3.795.575,50 (115,70 persen), dan 2017 target 3.379.046,35 realisasi 1.516.964,30 (44,89 persen).

Sementara itu, untuk Penanaman Modal Asing (PMA), 2010 target 99.000,00 realisasi 17.807,96 (17,99 persen), 2011 target 21.000,00 realisasi 65.259,99 (311,70 persen), 2012 target 22.000,00 realisasi 86.194,93 (391,80 persen), 2013 target 23.000,00 realisasi 136.121,43 (591,83 persen), 2014 target 24.000,00 realisasi 29.568,14 (123,20 persen), 2015 target 25.000,00 realisasi 39.754,32 (159,02 persen), 2016 target 43.729,75 realisasi 79.268,10 (181,27 persen), serta 2017 target 48.102,73 realisasi 194.425,20 (404,19 persen).

Sepanjang 2018, total investasi yang masuk ke Sumbar sebesar 4,7 triliun rupiah atau mencapai 112 persen dari target Rp 4,1 triliun. Investasi itu terdiri dari PMDN sebesar Rp 2,3 triliun atau lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar Rp 3,4 triliun. Namun, untuk PMA mencapai realisasi 341 persen dari target, yakni 180 juta dolar AS dari target yang hanya 52 juta dolar AS.

Artinya, berkat kunjungan ke luar negeri dalam berbagai event, terlihat dari tahun ke tahun terjadi peningkatan modal penanaman investasi di Sumbar secara signifikan. Kemudian, kita lihat data kunjungan wisata mancanegara ke Sumbar tahun 2013-2018, sebagai berikut: tahun 2013 jumlah wisman 48.710 orang, tahun 2014 jumlah wisman 56.111 orang, tahun 2015 jumlah wisman 48.755 orang, tahun 2016 jumlah wisman 49.868 orang, tahun 2017 jumlah wisman 56.313 orang, tahun 2018 jumlah wisman 54.369 orang.

Untuk pertumbuhan komoditi ekspor Sumbar sebelumnya mengalami penurunan. Karena itu kunjungan kerja ke luar negeri juga dalam rangka membangun kepercayaan negara-negara yang dikunjungi, bahwa setelah kondisi gempa tahun 2009 telah kembali normal dan malah lebih baik dari yang sebelumnya. Selain itu juga mencari hal-hal baru yang mungkin dapat dikembangkan di Sumbar untuk kerja sama saling menguntungkan kedua belah pihak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement