Jumat 05 Jul 2019 08:31 WIB

Mengapa Gubernur Sumbar Sering ke Luar Negeri?

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno ke luar negeri untuk memaksimalkan potensi daerahnya.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno
Foto:
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dalam acara Sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2019 yang digelar di hotel Mercure Padang, Rabu (24/4).

Pada 2019, ditargetkan aliran investasi yang masuk mencapai Rp 4,3 triliun, di mana target ini meliputi PMDN ataupun PMA. Dibandingkan pada 2018 lalu, target investasi masuk ke Sumbar tersebut lebih meningkat. Sebelumnya target investasi masuk ini hanya sebesar Rp 4,1 triliun. Sektor pariwisata, perikanan, perdagangan dan energi terbarukan masih menjadi potensi yang sangat besar di Sumbar, dan ini menjadi peluang bagi investor yang berminat menanamkan modalnya.

Sektor pariwisata masih menjadi fokus sebagai sumber ekonomi dalam percepatan pembangunan di Sumbar. Dalam kunjungan ke luar negeri bersama Gubernur Sumbar dan tim percepatan investasi Sumbar, selain energi terbarukan, sektor pariwisata selalu disosialisasikan kepada investor di berbagai dunia. Pola jemput bola ini diharapkan mampu mempercepat proses investasi masuk ke Sumbar.

Dengan terjadinya peningkatan modal investasi karena hasil kunjungan ke luar negeri, terjadi peningkatan pendapatan masyarakat dari tahun ke tahun. Coba kita lihat tentang perkembangan PDRB sejak 2011 sampai 2018.

Di tahun 2011, PDRB per kapita Sumbar baru (dalam jutaan) 22,64. Bandingkan dengan tahun 2018 meningkat tajam menjadi 42,38.

Mari kita rinci tahun per tahun, PDRB per Kapita (ADHB) Sumbar dari 2011-2018. Tahun 2011 PDRB per Kapita (ADHB) Sumbar 22,64, tahun 2012 23,74, tahun 2013 24,86, tahun 2014 25,98, tahun 2015 27,08, tahun 2016 37,28, tahun 2017 40,19 dan tahun 2018 42,83. Kemiskinan di Sumbar jauh di bawah rata-rata nasional. Sedangkan pengangguran juga terus berkurang.

Untuk pariwisata, prioritas tahun 2019 adalah pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata Mandeh di Pesisir Selatan dan KEK Mentawai di Taileleu, Pulau Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Ini bisa dikembangkan investor untuk percepatan infratruktur pariwisata di Sumbar. Termasuk potensi wisata lainnya di berbagai daerah di Sumbar yang belum terkelola dengan baik selama ini.

Pada bidang energi terbarukan, Sumbar memiliki setidaknya 17 titik geothermal atau panas bumi dengan potensi energi mencapai 1.600 MW atau yang tebesar di Indonesia bahkan dunia. Saat ini, PT Supreme Energi Muara Labuh sebuah konsorsium antara Indonesia, Prancis dan Jepang, menggarap potensi yang ada di Kabupaten Solok Selatan atau di sekitar kaki Gunung Kerinci, dan PT Hitay Daya Energy asal Turki menggarap potensi di kaki Gunung Talang, Kabupaten Solok.

Lalu ada beberapa investor dari Amerika Serikat, dan sejumlah negara Eropa sudah menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi di bidang energi terbarukan di Sumbar. Selain pariwisata, dan energi terbarukan, juga membuka peluang investasi di bidang industri pengolahan, perikanan, perkebunan, pertanian dan bidang yang lain.

Tentunya kita berharap di tahun 2019 ini, target investasi Rp 4,3 triliun dari PMDN dan PMA dapat terwujud. Jika mengandalkan APBN, APBD provinsi ataupun kabupaten/kota yang jumlahnya terbatas, maka hal tersebut niscaya tidak akan tercapai. Dengan kunjungan ke luar negeri yang merupakan undangan kedutaan besar Indonesia yang ada di negara tersebut, dan kunjungan balasan yang dilakukan diharapkan menjadi ruang untuk mendapatkan investor.

Telah banyak kunjungan balasan dari negara yang dikunjungi untuk menindaklanjuti hasil kerja sama dimaksud. Ada dari Marokko, Norwegia, Amerika Serikat, Australia, Korea, Jepang dan lain-lain. Ada yang on progress dan ada yang telah berjalan.

Kunjungan ke luar negeri juga menghasilkan kerjasama dalam bidang peningkatan SDM aparatur. Diantaranya kerjasama dengan Ohio University di Amerika Serikat dan Deakin University di Melbourne Australia. Peningkatan SDM aparatur ini sangat penting demi terlaksananya pemerintahan yang bersih serta berwawasan global. Untuk menindaklanjutinya, Pemprov Sumbar tahun 2019 ini memberangkatkan beberapa orang ASN ke Ohio dan Deakin university untuk memperdalam ilmunya.

Kali ini, Gubernur Sumbar dan rombongan sedang berada di Azerbeijan memenuhi undangan UNESCO dengan agenda menghadiri sidang komite warisan dunia ke 43. Di mana “Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto" masuk ke dalam nominasi bersama 34 nominasi lainnya pada kawasan Afrika, Arab, Eropa dan Amerika Selatan. Dan Insya Allah, 7 Juli mendatang akan diumumkan oleh UNESCO. Kita berdoa semoga Kota Sawahlunto mendapatkan kehormatan dari UNESCO.

Juga di Azerbaijan, ada rencana kerja sama dengan ASAN Xidmat (one stop service) yang merupakan kantor pelayanan terpadu di Azerbaijan dan merupakan instansi peringkat satu dari PBB dalam hal pelayan perizinan terpadu. Pemprov Sumbar merencanakan untuk mereplikasi sistim dan aplikasi perizinan dari ASAN Xidmat dimaksud untuk diterapkan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu dengan cara mengirimkan staf ASN Prov Sumbar untuk dilatih di Azerbaijan.

Kunjungan kerja Gubernur Sumbar ke luar negeri merupakan upaya besar untuk memaksimalkan seluruh potensi yang dimiliki, dan itu bukan pelesiran, karena selama berkunjung telah mempunyai agenda yang sangat padat. Hampir tak ada waktu luang karena padatnya acara selama kunjungan dimaksud. Yang perlu dicatat adalah, kalau ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seorang kepala daerah jangan hanya bergantung ke APBD belaka.

TENTANG PENULIS: JASMAN, Kepala Biro Humas Setda Prov Sumbar

Baca Juga tulisan opini di Republika.co.id DI SIN

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement