Jumat 05 Jul 2019 06:42 WIB

Anwar Abbas Harap Parpol Islam Perjuangkan Keadilan Ekonomi

Umat Islam yang jumlahnya mayoritas harus berkontribusi pada usaha besar.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua PP Muhammadiyah, Buya Anwar Abbas menutup Pengkajian Ramadhan PP Muhammadiyah di kampus ITB-AD pada Selasa (14/5).
Foto: Republika/Fuji Eka Permana
Ketua PP Muhammadiyah, Buya Anwar Abbas menutup Pengkajian Ramadhan PP Muhammadiyah di kampus ITB-AD pada Selasa (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah bidang ekonomi Anwar Abbas menyampaikan harapannya kepada politikus dari parpol Islam untuk bisa memperjuangkan tegaknya keadilan ekonomi yang proporsional. Umat Islam yang jumlahnya hampir 90 persen itu harus berkontribusi pada usaha besar dengan persentase yang sama pula.

"Agar ekonomi negeri ini bisa semakin bertambah kuat dan maju. Kita tidak meminta para politisi tersebut untuk mengecilkan usaha-usaha yang sudah besar itu tetapi bagaimana caranya supaya usaha-usaha yang masih kecil ini bisa menjadi besar," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (4/7).

Baca Juga

Untuk itu, menurut Anwar, diperlukan dukungan politik yang menunjukkan keberpihakannya kepada pelaku UMKM. Dia juga menjelaskan, umat Islam di Indonesia mayoritas. Secara persentase, jumlahnya 87,2 persen tetapi dalam bidang ekonomi terutama di kelompok usaha besar peran dan kontribusi umat Islam masih kecil.

"Yaitu hanya sekitar 10 persen. Bahkan dari sisi pelaku pun kita lihat dari 10 orang terkaya di negeri ini hanya satu orang yang beragama islam," tutur dia.

Anwar juga menambahkan, sementara umat dari non-Islam yang jumlahnya sekitar 10 persen, dari 10 orang terkaya itu punya 9 orang wakilnya di kelompok itu. Kondisi ini menurut dia dipengaruhi juga oleh perilaku dan kebijakan ekonomi negara. "Ini jelas sangat memprihatinkan kita umat Islam dan ini tentu ada kaitannya dengan perilaku dan kebijakan ekonomi yang ada," ungkapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement