REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Danrem 172 Praja Wira Yakthi(PWY) Kol Inf Binsar Sianipar mengakui, pihaknya memprediksi helikopter MI 17 yang dilaporkan hilang dalam penerbangan Oksibil-Jayapura tidak menabrak gunung. Dugaan itu diperkuat dengan tidak berfungsinya sonar yang dimiliki helikopter milik Penerbang yang sejak Jumat (28/6) hilang kontak.
Ia menyebut bila menabrak gunung alat yang ada di heli akan memancarkan sinyal juga ada tanda lainnya. Namun dalam pencaharian yang dilakukan tiga helikopter tidak ditemukan tanda-tanda tentang keberadaan heli tersebut, kata Kol Inf Sianipar, Senin (1/7).
Ia mengatakan dalam pencarian melalui udara di route yang diduga dilintasi helikopter yang membawa 12 penumpang termasuk crew tidak terlihat adanya tanda yang menandakan terjadinya insiden.
Selain itu juga tidak terlihat adanya pepohonan yang rusak sehingga diperkirakan heli tersebut tidak menabrak gunung karena bila menabrak gunung kemungkinan sonar (ILT) yang ada di heli pasti memancarkan tanda. Ia juga memprediksi kemungkinan heli tersebut tersangkut di pepohonan sehingga sonar tidak memancar.
"Berbagai kemungkinan bisa saja terjadi mengingat hingga hari ketiga belum ada tanda-tanda keberadaan heli tersebut," ucap Sianipar. Tim darat juga belum melaporkan tentang keberadaan heli tersebut.
Pencarian akan dilanjutkan Selasa (2/6), kata Kol Inf Sianipar yang mengaku saat ini sudah berada di Oksibil. Helikopter MI 17 dengan nomor registrasi HA-5138 yang membawa 12 penumpang beserta crew yang sebelumnya terbang ke Okbibab untuk melakukan pengiriman logistik kepada prajurit yang bertugas di wilayah tersebut. Okbibab, merupakan salah satu distrik atau kecamatan di Papua yang berbatasan dengan Papua Nugini (PNG).
Sekitar pukul 11.44 WIT heli terbang ke Jayapura dan sesaat setelah terbang, yakni pukul 11.49, pilot sempat mengucapkan “terima kasih†setelah melaporkan terbang di ketinggian 7.800 feet, 6 notical mile ke utara. Adapun nama crew helikopter milik TNI AD yakni Kapten CPN Aris (pilot), Lettu CPN Bambang (pilot), Lettu CPN Ahwar (co pilot), Serka Suriyatna, Serda Dita, Praka Dwi Purnomo dan Pratu Aharul.
Sedangkan anggota satgas pamtas Yonif 725/WRG yang ikut dalam helikopter tersebut yaitu Serda Ikrar Setya Nainggolan, Pratu Yanuarius Loe, Pratu Risno, Prada Sujono Kaimuddin dan Prada Tegar Hadi Sentana.