REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Lahan pertanian yang mengalami kekeringan di Kabupaten Sukabumi pada awal Juli ini meluas. Hingga kini tercatat kekeringan lahan pertanian mencapai luas 2.536 hektare dan ada 4.373 hektare yang terancam kekeringan.
Data Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi menyebut lahan pertanian yang kekeringan tersebut terbagi ke dalam tiga tingkatan yakni ringan, sedang, dan berat. "Hingga kini total lahan pertanian yang terdampak kekeringan seluas 2.536 hektare," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Sudrajat kepada wartawan, Senin (1/7).
Rinciannya yakni kondisi kekeringan ringan seluas 1.022 hektare, kekeringan sedang 1.016 hektare, dan kekeringan berat 422 hektare. Jika kekeringan terus terjadi, maka tingkatan kerusakan akan meningkat dari ringan ke sedang dan sedang ke berat.
Lahan yang terdampak kekeringan kebanyakan tersebar di selatan Sukabumi yang rata-rata sawahnya tadah hujan. Areal pertanian tadah hujan mengandalkan sarana pengairan dari turunnya hujan.
Lahan yang kekeringan dan terancam kekeringan ini, kata Sudrajat, mendapatkan penanganan dan bantuan dari pemerintah. Terutama dengan bantuan pompanisasi untuk daerah yang masih terdapat sarana air.
Dengan bantuan tersebut diharapkan lahan pertanian yang terancam kekeringan dapat terselamatkan dan tidak gagal panen atau puso. Upaya ini dapat mencegah kerugian yang dialami petani akibat gagal panen.
Sudrajat menuturkan pada momen kemarau sebaiknya petani beralih ke tanaman palawija. Apalagi, Pemkab Sukabumi juga tengah serius melakukan pengembangan kawasan buah-buahan.