REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan, upaya melanjutkan persaingan politik usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) hanya akan memperlemah bangsa di tengah tantangan global yang kompleks. Wiranto meminta persaingan politik dalam negeri disudahi.
"Persaingan di dalam negeri sudah selesai, seiring dengan pemilu yang sudah selesai. Tidak bisa dilanjut karena cuma memperlemah bangsa," kata Wiranto di Gedung Kemenko Polhukam Jakarta Pusat, Jumat (28/6) sore.
Menurut Wiranto, presiden terpilih Joko Widodo telah mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bersatu menghadapi tantangan masa depan yang masih sangat kompleks. Persaingan politik yang terjadi di dalam negeri, kata Wiranto, hanya bersifat temporer selama pemilu bergulir.
Namun, persaingan yang sesungguhnya bagi Indonesia adalah antarnegara dalam upaya meningkatkan ekonomi, hukum, dan sebagainya. "Persaingan itu di luar sana, antarnegara baik itu regional maupun global. Persaingan dalam negeri hanya temporer karena bersifat pemilu. Kita harus sadar, bahwa persaingan sesungguhnya di luar sana," kata Wiranto.
Wiranto mengatakan komentar presiden terpilih Joko Widodo maupun Prabowo Subianto saat menanggapi jalannya sidang putusan MK, Kamis (27/6) malam, memiliki semangat bahwa keduanya sangat menghormati konstitusi. "Komentarnya Prabowo harus juga diimbangi dengan statement-nya Joko Widodo. Dua komentar ini kita rangkum dalam satu semangat bahwa keduanya ini sangat menghormati konstitusi," ujarnya.
Wiranto mengajak seluruh elemen bangsa yang sempat terpecah selama pemilu untuk bersatu usai berakhirnya sengketa Pilpres 2019. "Pak Joko Widodo bilang, tidak ada lagi kubu-kubuan. Kita bersatu kembali sebagai bangsa. Beliau katakan siap jadi Presiden bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya