Kamis 27 Jun 2019 00:27 WIB

Iklan Rokok Paling Banyak Tayang di Media Luar Ruang

Iklan rokok di media luar ruang paling banyak ada di Jabodetabek.

Kampanye stop merokok. (ilustrasi)
Foto: Antara/Zabur Karuru
Kampanye stop merokok. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Iklan rokok tercatat paling banyak tayang di media luar ruang. Lembaga riset Nielsen Media dalam studi terbarunya, Nielsen Consumer Media & View mencatat, jumlah titik media luar ruang yang ada di 11 kota di Indonesia tahun 2019 mencapai lebih dari 3.000 titik.

Menurut studi tersebut, dari 3.000 titik itu sebanyak 33 persen dari iklan rokok di media luar ruang terdapat di wilayah Jabodetabek. Billboard mendominasi dengan 46 persen disusul oleh baliho sebesar 18 persen dan 13 persen berikutnya dalam bentuk LED.

Baca Juga

"Rokok adalah kategori produk yang paling banyak beriklan di media luar ruang dengan jumlah titik lebih dari 1.000, disusul oleh layanan online dengan 600 titik dan telekomunikasi dengan lebih dari 300 titik," kata Executive Director Media, Nielsen Indonesia Hellen Katherina dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.

Djarum, Gudang Garam, dan HM Sampoerna adalah pengiklan terbesar untuk kategori rokok. Sementara itu, Tiket.com, Tokopedia dan Gojek merajai kategori layanan online dan di kategori telekomunikasi ada XL, Samsung, dan Telkomsel.

Survei Consumer Media & View adalah survei sindikasi yang dilakukan Nielsen terhadap sekitar 17 ribu orang usia 10 tahun ke atas di 11 kota di Indonesia. Kota-kota tersebut adalah Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Makassar, dan Banjarmasin.

Survei dilakukan pada periode April hingga pertengahan Mei 2019. Informasi yang ada di dalamnya termasuk data-data demografi, psikografi, penggunaan media, sampai dengan lebih dari 200 kategori penggunaan produk.

Berdasarkan hasil studi tersebut, lebih dari dua pertiga (67 persen) konsumen menghabiskan waktu empat jam dan 33 menit di luar rumah pada hari-hari kerja. Khusus di wilayah Jabodetabek, rata-rata konsumen menghabiskan empat jam 45 menit di luar rumah saat hari kerja.

Dalam beraktivitas di luar rumah, rata-rata konsumen menghabiskan waktu satu jam dan 18 menit di perjalanan. Temuan tersebut, menurut Hellen, memperlihatkan potensi peluang yang besar bagi para pemilik merek untuk memaksimalkan penggunaan media luar ruang dalam mempromosikan produk mereka.

Studi Nielsen CMV juga menunjukkan tingginya jangkauan media luar ruang, yaitu mencapai 66 persen. Dilihat dari jenisnya, format static outdoor mencapai jangkauan tertinggi dimana 64 persen konsumen menyatakan bahwa mereka melihat iklan di media tersebut dalam satu minggu terakhir sebanyak 10 kali.

Selanjutnya, yang menarik perhatian konsumen adalah jenis media luar ruang yang bergerak, seperti iklan di sarana transportasi publik (45 persen) dan di mobil pribadi (32 persen) serta 16 persen konsumen menyatakan bahwa mereka melihat iklan yang dipasang di dalam gedung (perkantoran atau perbelanjaan). Hasil jangkauan media luar ruang itu, menurut Hellen, tentu berbeda antara satu kota dengan yang lain.

Jika dibandingkan dengan Jabodetabek, jangkauan iklan pada sarana transportasi umum di Medan dan Makassar lebih tinggi, mencapai lebih dari 50 persen. Di Makassar sendiri iklan yang dipasang di dalam gedung menjangkau lebih dari 30 persen konsumen jika dibandingkan dengan Jabodetabek.

"Dari analisis kami atas tiga kota (Jabodetabek, Medan dan Makassar), kami melihat bahwa ada perbedaan preferensi konsumen. Contohnya, selain pada format static outdoor, iklan pada media luar ruang bergerak juga dapat menjangkau konsumen di Medan dan Makassar. Sementara itu khususnya di Makassar, iklan di dalam gedung mendapat perhatian yang cukup besar dari konsumen," ungkapnya.

Dari sisi profil konsumen terlihat pula perbedaan antara mereka yang melihat iklan media luar ruang (selain di dalam gedung) dengan yang iklan di dalam gedung. Iklan di dalam gedung lebih banyak dilihat oleh perempuan dengan rentang usia 10-29 tahun dari kelas sosial atas. Sementara iklan di media luar ruang selain yang di dalam gedung lebih banyak dilihat oleh pria dengan rentang usia 30-49 tahun.

"Proporsi konsumen yang cukup banyak menghabiskan waktu di luar rumah serta bentuk media promosi luar ruang yang semakin beragam mengharuskan para pelaku industri tidak hanya cerdik dalam memilih media luar ruang, tetapi juga semakin kreatif pada penyajian bentuk promosi media luar ruang," ungkap Hellen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement