Mensos merasa terharu dengan kisah Patra yang bekerja seorang diri hingga ajal menjemput. Ia menganggap, mantri Patra sebagai salah satu contoh pahlawan masa kini.

"Dia adalah pahlawan kemanusiaan dan pahlawan tanpa tanda jasa," katanya pada Republika.co.id, Selasa (25/6).

Mensos menganggap Patra patut dicontoh oleh tenaga medis lain, khususnya yang bertugas di pelosok Indonesia. Sebab Patra bekerja secara tulus ikhlas tanpa mengeluhkan kondisi di pedalaman yang serba minim.

"Pengabdiannya harus ditiru oleh tenaga medis lain. Dia kerja luar biasa tanpa mengeluh. Padahal, kita tahu bekerja di pedalaman itu sulit karena banyak keterbatasan," ujarnya.

Mantri Patra sudah empat bulan lebih mengabdikan untuk masyarakat di Kampung Oya, Distrik Naikere, Teluk Wondama. Ia setia dalam tugas, meski rekan kerjanya memutuskan pulang.

Biasanya penugasan digilir tiap empat bulan. Namun, Dinas Kesehatan Teluk Wondama tak kunjung menjemput Patra menggunakan helikopter. Lokasi penugasan Patra amat terpencil hingga perlu empat hari jalan kaki jika ingin ke kota.

Patra menghembuskan napas terakhir di tempat tugasnya pada 18 Juni 2019. Dia meninggal dalam kesendirian, tanpa ada keluarga, teman, maupun kerabat yang mendampingi. Jenazah Patra baru dievakuasi empat hari setelah meninggal atau pada 22 Juni 2019 menggunakan helikopter yang disewa Pemda dari Nabire.