Sabtu 22 Jun 2019 16:08 WIB

Bank Dunia Kucurkan Rp 1,4 Triliun Atasi Sampah Citarum

Dana anak digunakam untuk edukasi dan upgrade teknologi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga mengambil sampah pascabanjir di Sungai Cikapundung yang bermuara ke Sungai Citarum di Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (22/4/2019).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warga mengambil sampah pascabanjir di Sungai Cikapundung yang bermuara ke Sungai Citarum di Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (22/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Bank Dunia akan mengucurkan dana bantuan sebesar 100 juta dolar AS atau Rp 1,4 triliun untuk mengatasi persoalan sampah di sungai Citarum. Nantinya, menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, 80 persen dari total dana pinjaman Bank Dunia dipergunakan untuk mengatasi persoalan sampah di Bandung Raya.

Hal tersebut, kata dia, didasarkan pada fakta bahwa 80 persen sampah di sungai Citarum berasal dari kawasan Bandung Raya. Sedangkan, 20 persen berasal dari luar Bandung Raya, seperti Bekasi, Karawang, dan Purwakarta.

Baca Juga

Ridwan Kamil mengatakan, dana tersebut akan digunakan sebagai investasi pembangunan infrastruktur, pengelolaan sampah sampai ke level RT atau RW, serta untuk membangun atau mengubah pola pikir masyarakat tentang persampahan.

"Tadi (dalam rapat koordinasi), menyepakati caranya (penggunaan dana). Kita sudah menyepakati 80 persen mengatasi sampah di Bandung Raya dan 20 persen di Non-Bandung Raya," ujar Ridwan Kamil, Jumat (21/6).

Menurut Emil, ia akan memfokus dana itu akan dipergunakan untuk menyelesaikan sampah dengan cara mengupgrade pola pikir masyarakat juga. Teknologi yang akan diterapkan adalah teknologi rumahan, seperti biodigester dan TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle). D

memperbanyak upaya di tingkat rumah tangga, kata Emil, diharapkan sampah akan terjaring hingga akhirnya tidak ada sampah di sungai Citarum."Maka, teknologi-teknologi rumahan level RT/RW itu akan banyak dibiayai oleh anggaran (dari Bank Dunia) ini," katanya.

Emil menjelaskan, dana ini bukan hanya soal mengangkut sampah. Namun, pihaknya berinvestasi di level rumah-rumah. Seperti membuat biodigester, di level RT untuk dibuat TPS 3R.

"Kalau masih belum cukup, di Kecamatan bikin skala kawasan, sampai akhirnya betul-betul yang menjelang ke sungainya itu (kuantitas sampah) mendekati nol," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement