Jumat 21 Jun 2019 23:30 WIB

Pendangkalan Sungai Citarum Hambat Air ke Jakarta

Air dari Waduk Jatiluhur tidak bisa tersalur maksimal ke Jakarta.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Nur Aini
Sedimentasi di sepanjang aliran Sungai Citarum kian memprihatinkan. Kini tengah dilakukan perkejaan normalisasi selama 1,5 bulan ke depan.
Foto: Foto: Ita Nina Winarsih/Republika
Sedimentasi di sepanjang aliran Sungai Citarum kian memprihatinkan. Kini tengah dilakukan perkejaan normalisasi selama 1,5 bulan ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pendangkalan Sungai Citarum dan anak sungai, kian memprihatinkan. Imbasnya, air yang digelontorkan dari Waduk Jatiluhur yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta (PJT) II ini tidak bisa mengalir ke hilir secara maksimal. Sehingga, air untuk keperluan irigasi (persawahan) dan air baku PDAM serta industri tersebut, kapasitasnya kurang dari yang telah ditentukan.

Direktur Operasional dan Pengembangan PJT II Jatiluhur, Antonius Aris Sudjatmiko, mengatakan, air dari Waduk Jatiluhur tidak bisa tersalurkan secara maksimal akibat dari pendangkalan Sungai Citarum dan anaknya. Bahkan, tumpukan sampah dan sedimentasi pada sungai itu, telah menutupi dua per tiga dari kapasitas saluran tersebut.

"Air yang kita keluarkan selama ini, tidak kurang dari ketentuan," ujarnya, kepada Republika.co.id, Jumat (21/6).

Sebab, Aris, jika dipaksakan air yang digelentorkan itu sesuai dengan seharusnya, maka air tersebut akan habis di tengah jalan. Sebab, airnya bisa tumpah di wilayah yang terjadi sedimentasi dan tumpukan sampah.

Karena itu, pihaknya mengurangi air yang digelontorkan ke hilir. Salah satunya, yang terjadi di saluran Tarum Barat (TB). Saluran TB ini, membawa air dari Waduk Jatiluhur ke Jakarta. Kapasitas saluran ini, mencapai 87 meter kubik per detik.

Akan tetapi, untuk meminimalisasi kebocoran atau rembesan air, maka yang digelontorkan ke wilayah Jakarta itu hanya 55 meter kubik per detik. Dengan begitu, ada 32 meter kubik yang tidak digelontorkan ke hilir. 

"Akibat kondisi ini, pasti ada dampaknya terhadap kurangnya suplai air untuk irigasi maupun bahan baku PDAM. Tetapi, mau bagaimana lagi. Kalau kita paksakan digelontorkan semua, air yang ke hilir tetap tidak akan sampai sesuai yang disalurkan," ujarnya. 

Karena kondisi tersebut, pihaknya meminta seluruh pihak, untuk bersama-sama menangani masalah itu. Hal itu erutama, pihak yang sering membuang sampah ke sungai. Sebab, sampah yang dibuang berpotensi menyebabkan sedimentasi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement