REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat empat desa di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara masih terisolasi hingga Kamis (13/6) karena buruknya cuaca hujan yang belum berhenti. "Update data sampai dengan tgl 13 Juni 2019 pukul 22.00 WITA, empat desa belum bisa dijangkau," kata Kasubdit Pengembalian Hak Pengungsi Kedeputian Penanganan Darurat BNPB Budhi Erwanto saat dihubungi, Jumat (14/6).
Ia menyebut empat desa ini yaitu Desa Landiwo, Desa Tambakua, dan Desa Landawe Utama di Kecamatan Landawe dan Desa Lamonae di Kecamatan Langgikima. Empat desa ini, dia melanjutkan, belum bisa diakses karena akses jalan yang terputus. Ia menambahkan, cuaca yang kurang mendukung karena curah hujan tinggi dan komunikasi ke lokasi terdampak masih sulit juga menjadi kendala.
Sementara itu, dia menyebut 1.638 kepala keluarga (KK)/5.888 jiwa mengungsi dari 41 desa dan tiga kelurahan di enam kecamatan. Rinciannya Kecamatan Andowia 522 KK/1.665 jiwa, Kecamatan Oheo 302 KK/973 jiwa, Kecamatan Asera 577 KK/2.357 jiwa, Kecamatan Landawe 87 KK/ 371 jiwa, Kecamatan Langgikima 16 KK/66 jiwa, dan Kecamatan Wiwirano 134 KK/456 jiwa.
Ia menambahkan, helikopter sudah beroperasi menyalurkan bantuan logistik, personel, obat-obatan, tenaga medis, dan evakuasi di lokasi yang terisolir sebanyak 5 kali sorti. Sorti pertama di Desa Padalere Hutama Kecamatan Wiwirano, sorti dua Desa Tambakua, Kecamatan Landawe, Sorti tiga di Kecamatan Wiwirano, Sorti empat di Kecamatan Oheo, dan Sorti lima Desa Mopute, Kecamatan Oheo. Bahkan, dia menambahkan, helikopter sudah mulai menyalurkan bantuan lagi hari ini.
Ia mengakui, kebutuhan mendesak yang dibutuhkan adalah pelayanan kesehatan, dapur umum dan kebutuhan dasar, matras, tenda pengungsi, selimut dan family kit. Selain itu genset, alat komunikasi, light tower, pakaian layak pakai, makanan siap saji, gas Elpiji, senter, sepatu bot, sarung tangan, dan mantel.