REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH— Pemerintah Kabupaten Aceh Barat melalui Kantor Satuan Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Satpol PP WH) bersama petugas kepolisian dan kejaksaan, melakukan eksekusi cambuk terhadap 29 orang pelanggar syariat Islam dari berbagai kasus sepanjang 2018 lalu.
"Selain dihukum cambuk di muka umum, sebagian pelaku juga menjalani hukuman kurungan penjara di Lembaga Pemasyarakat Kelas II B Meulaboh," kata Pj Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Satpol PP WH) Kabupaten Aceh Barat, Azim, Rabu (12/6) di Meulaboh.
Ada pun tindakan pelanggaran yang sudah dieksekusi karena sudah tuntas dilakukan penyelidikan oleh kepolisian di Aceh Barat di antaranya, kasus minuman keras (khamar) sebanyak satu orang. Kemudian kasus perzinahan sebanyak tiga orang, kasus pelecehan seksual sebanyak satu orang.
Tidak hanya itu, seorang pelaku pemerkosaan juga sudah dieksekusi cambuk dan 23 orang pelaku judi (maisir) juga sudah menjalani hukuman sesuai dengan keputusan majelis hakim di Mahkamah Syariah Kabupaten Aceh Barat. Rata-rata yang dicambuk ini jumlah hukumannya bervariasi hingga lebih dari 100 kali cambuk.
Khusus untuk 2019, kata Azim, jumlah pelanggar syariat Islam yang kini proses hukumnya sudah dilimpahkan penanganan perkaranya ke Mapolres Aceh Barat sebanyak dua kasus, dengan jumlah pelanggar sebanyak empat orang yang terdiri dari dua pasangan nonmahram.
"Hingga Juni 2019, baru dua kasus mesum (khalwat) yang sudah kita proses perkaranya, sedangkan satu perkara lagi pelakunya wajib lapor karena sedang dilakukan pembinaan," pungkasnya.
Hingga kini, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat terus meningkatkan razia dan pengawasan terhadap penegakan syariat Islam terhadap masyarakat di kabupaten itu dalam bentuk sosialisasi, serta penindakan terhadap pelaku yang melakukan aneka pelanggaran yang melanggar ajaran Islam.