Rabu 12 Jun 2019 05:50 WIB

Kecelakaan Lalu Lintas di Bali Selama Mudik Lebaran Turun

Kecelakaan terjadi karena pengemudi memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi.

 Sejumlah pemudik yang datang dari kawasan timur Indonesia, turun dari kapal feri ketika arus balik Idul Fitri 1435 H di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Jumat (1/8). (Antara/Nyoman Budhiana)
Sejumlah pemudik yang datang dari kawasan timur Indonesia, turun dari kapal feri ketika arus balik Idul Fitri 1435 H di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Jumat (1/8). (Antara/Nyoman Budhiana)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kecelakaan lalu lintas di Bali menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya. Hingga hari ke-13 arus mudik dan balik Lebaran 2019, sejak 29 Mei hingga 10 Juni, tercatat jumlah kecelakaan di wilayah itu sebanyak 71 kejadian..

"Untuk data kecelakaan lalu lintas seluruhnya di Bali, sedangkan ada namanya jalur target operasi yang juga menjadi sasaran, biasanya ini menjadi kawasan yang diamankan, kalau titik rawan semuanya juga rawan," kata Kepala Bagian Operasional Ditlantas Polda Bal, AKBP Jembariawan, di Denpasar, Selasa (11/6).

Baca Juga

Ia mengatakan yang menjadi target operasi merupakan jalur utama bagi para pemudik seperti tujuan Denpasar-Gilimanuk atau Denpasar-Padangbai. 

Kecelakaan dalam Operasi Ketupat pada tahun 2019 mengalami penurunan sejumlah 71 kecelakaan, dengan jumlah korban meninggal dunia tujuh pemudik, luka berat dua pemudik, dan korban dengan luka ringan sebanyak 85 orang. Dibandingkan tahun 2018, jumlah kecelakaan lalu lintas sebanyak 104, dengan jumlah korban meninggal dunia 23 orang, luka berat tujuh pemudik, dan luka ringan sejumlah 155 korban.

Dia juga menjelaskan kecelakaan lalu lintas itu didominasi oleh pemudik kendaraan roda dua, dibandingkan dengan kendaraan roda empat yang berada di jalur rawan. Selain itu, sebagai jalur rawan dilihat dari intensitas jumlah kecelakaan yang terjadi dan kondisi jalur yang dilewati, seperti banyak tikungan dan tanjakan di jalur tersebut.

AKBP Jembariawan juga menjelaskan kecelakaan lalu lintas ini dapat terjadi karena pengemudi lebih banyak menggunakan kecepatan 90 kilometer per jam, dengan jarak tempuh yang cukup jauh. Daerah dengan evaluasi kecelakaan seperti yang berada di wilayah Tabanan dan Jembrana.

Ditlantas Polda Bali juga melakukan sistem pengamanan yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Salah satunya dengan mengerahkan sekitar 220 personel yang tersebar di wilayah Polda Bali untuk mengantisipasi membludak jumlah pemudik.

Pihaknya juga menyiapkan Pos Pengamanan, Pos Pelayanan, dan Pos Pantau yang bersiaga di sepanjang jalan Denpasar-Gilimanuk, dan Denpasar-Padangbai sebagai jalur utama para pemudik.

"Tapi ternyata prediksi sekarang tidak seperti tahun lalu ramai arus mudiknya, kalau dilihat tahun ini, misalnya di Pelabuhan Gilimanuk tidak terjadi antrean yang berarti, paling lama mengantre masuk dermaga itu cuma 15 menit aja," katanya pula.

Menurutnya, pemicu kelancaran arus mudik dilihat dengan dibukanjalur tol baru pada ruas jalan utama di Jawa Timur. Selain itu, ada juga yang memilih menghabiskan waktu libur Lebaran ini di Bali.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement