REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditjen Perhubungan Laut mengerahkan satu unit kapal patroli KN Salawaku milik pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PPLP) Kelas II Tual untuk membantu proses evakuasi bencana banjir di Morowali, Sulawesi Tengah yang terjadi Jumat (7/6) lalu.
Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ahmad mengatakan, pengerahan kapal patroli KN Salawaku tersebut guna menindaklanjuti perintah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang meminta jajarannya untuk siaga dan membantu proses evakuasi para korban bencana banjir di Morowali, Sulawesi Tengah.
“Saat ini kapal patroli KN Salawaku berada di Pelabuhan Kendari dan telah diperintahkan untuk segera bergabung dengan tim SAR membantu korban bencana banjir di Morowali," ujar Ahmad dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Ahad (9/6).
Selain itu, menurut Ahmad, Ditjen Perhubungan Laut juga menyiagakan kapal patroli KN Pasatimpo milik Pangkalan PLP Kelas II Bitung untuk diperbantukan melakukan evakuasi korban bencana banjir Morowali jika diperlukan.
"Adapun kapal kenavigasian dari Distrik Navigasi Kendari juga dipersiapkan untuk melakukan bantuan evakuasi ke lokasi bencana melalui Pelabuhan Morowali Sulawesi Tengah. Semoga proses evakuasi korban banjir dapat terlaksana dengan baik," tutup Ahmad.
Seperti diketahui, akibat bencana banjir di Morowali tersebut, jembatan permanen di Sungai Dampala, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah hanyut, sehingga lalu lintas Trans Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara terputus.
Jembatan Dampala merupakan penghubung utama antara ibu kota Kabupaten Morowali dengan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), sebuah kawasan indusri pertambangan nikel terbesar di Indonesia yang mempekerjakan puluhan ribu tenaga kerja.
ilaporkan banyak kendaraan tertahan di ruas Trans Sulawesi Bungku Tengah, Morowali karena jalur ini memang sedang ramai dilintasi para pemudik yang akan kembali ke kota masing-masing setelah merayakan Idul Fitri.