Senin 27 May 2019 16:25 WIB

52 Anak yang Ikut Kerusuhan 22 Mei akan Direhabilitasi

Akan dilakukan rehabilitasi khusus kepada anak-anak tersebut.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andi Nur Aminah
Demonstran menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Demonstran menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) akan melakukan rehabilitasi terhadap 52 anak yang ikut kerusuhan 22 Mei 2019 lalu. Kepala BRSAMPK Handayani, Neneng Heryani mengatakan akan dilakukan rehabilitasi khusus kepada anak-anak tersebut.

"Kami akan membuat program rehabilitasi khusus 52 anak tersebut. Kami berikan pemahaman keagamaan dan juga kebangsaan," kata Neneng, di konferensi pers, di Kantor KPAI, Jakarta Pusat, Senin (27/5).

Baca Juga

Anak-anak tersebut memiliki rentang umur 14-17 tahun. Menurut Neneng, saat ini anak-anak tersebut sudah mulai menerima program rehabilitasi. "Kebetulan, di bulan suci Ramadhan mereka dikaitkan dengan keagamaan. Didampingi oleh pekerja-pekerja sosial," kata Neneng melanjutkan.

Pagi ini, lanjut dia, anak-anak tersebut dinilai sudah lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Oleh sebab itu, pihaknya akan melakukan kembali asesmen lanjutan terkait keadaan psikologis anak-anak tersebut. Asesmen keadaan psikologis, kata Neneng, tidak bisa dilakukan hanya sekali.

Sementara itu, menurut Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos, Kanya Eka Santi, rehabilitasi yang dilakukan kepada anak-anak cukup kompleks. "Kami mencoba mengecek orang dari sisi spiritual, bagaimana mereka bisa memilah, oh yang ini seharusnya bukan jihad. Jadi misalnya kapabilitas secara sosial bahwa saya masuk ke suatu lingkungan yang ternyata salah," kata Kanya.

Ia juga mengatakan, ada berbagai alasan anak-anak tersebut bisa berada di lokasi kerusuhan. Ada anak yang penasaran sehingga ikut menonton, ada anak yang diminta melempar batu, ada juga anak yang ikut kerusuhan dengan inisiatif sendiri. Kanya mengatakan, masing-masing anak akan dilakukan rehabilitasi sesuai dengan kondisi mereka. "Akan ada penanganan khusus juga bagi anak-anak yang datang dengan inisiatif sendiri," kata Kanya.

Terkait lamanya waktu rehabilitasi, Kanya masih belum bisa memastikannya. Namun, kerusuhan yang terjadi sangat sensitif sehingga harus dilakukan rehabilitasi yang membutuhkan waktu berhari-hari. Pihak BRSAMPK juga memperhitungkan waktu anak-anak tersebut sekolah karena saat ini sedang persiapan Ujian Kenaikan Kelas (UKK).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement