Rabu 22 May 2019 22:30 WIB

Massa Kembali Bentrok dengan Polisi di Petamburan

Massa kembali terlibat bentrokan dengan petugas kepolisian di wilayah Petamburan

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Bayu Hermawan
Sejumlah polisi membentuk barikade untuk menghalau massa perusuh di Jalan KS. Tubun, Petamburan, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Sejumlah polisi membentuk barikade untuk menghalau massa perusuh di Jalan KS. Tubun, Petamburan, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Situasi di kawasan Petamburan, Jakarta Barat (Jakbar), tepatnya di Jalan KS Tubun kembali memanas. Massa aksi kembali terlibat bentrokan dengan petugas kepolisian.

Massa aksi sudah menunggu di depan RS Pelni sejak pukul 20.00 WIB. Massa mulai membakar ban di tengah jalan. Massa juga mulai memprovokasi aparat kepolisian. Massa menembakkan kembang api ke arah petugaa kepolisian. Kemudian, aparat menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa.

Baca Juga

Aparat kepolisian bertahan di depan Asrama Polisi Petamburan. Selain itu, ada yang berjaga di perbatasan Slipi. Sejak pukul 21.00 WIB, sudah tiga kali massa memprovokasi aparat kepolisian. Asap hitam sempat mengepul menghalangi pandangan ke arah massa aksi.

Seperti diketahui, kerusuhan di kawasan Petamburan telah pecah sejak Rabu (22/5) dini hari. Dalam peristiwa itu, massa membakar mobil yang berada di asrama Brimob. Kerusuhan sempat mereda setelah petugas TNI melakukan mediasi pada Rabu sore.

Aksi yang sempat kembali pecah di depan RS Pelni dihadang aparat TNI. Mereka menyerukan agar pasukan Polri mundur. Mereka tidak suka dengan keberadaan Polri di daerah itu.

Berdasarkan mediasi, dua perwakilan pengunjuk rasa meminta pertanggungjawaban dari kepolisian atas meninggalnya salah satu rekan mereka. Aparat TNI berjanji menyampaikan aspirasi tersebut pada pihak kepolisian. Aparat TNI berhasil meminta pengunjuk rasa mundur saat adzan salat Ashar berkumandang.

Pada Rabu (22/5) sore Jalan KS Tubun, Petamburan sudah mulai bisa dilalui kendaraan seperti angkot, taksi, dan kendaraan pribadi. Masyarakat melintas perlahan mengingat masih ada material bekas kerusuhan di sejumlah titik. Selain itu, banyak masyarakat yang penasaran melihan lokasi bentrokan sembari mencari menu buka puasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement