REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum Takmir Masjid Al Ittihad, H Budiono diamankan di Polda Metro Jaya pada Senin (20/5) dini hari. Tiga mobil polisi mendatangi kediaman Budiono sekitar pukul 23.00 WIB utuk menjemput Budiono.
"Beliau (Budiono) sebelum pulang memastikan kondisi masjid telah rapi dan tidak ada lagi yang berantakan. Pukul 23.00 beliau pulang. Tiba-tiba sudah ada tiga mobil polisi yang menunggu di rumahnya," ujar Wakil Sekertaris Yayasan Al Ittihad Rustam Amirudin saat ditemui Republika, Selasa (21/5).
Istri Budiono, kata Rustam, terkejut saat mengetahui sang suami tiba-tiba dibawa sekitar 15 personel kepolisian ke dalam mobil. Menurutnya, penangkapan itu sangat janggal. Sebab, Budiono dinilai tidak melakukan hal yang melanggar hukum.
"Tadi ba'da Zuhur saya ke rumah beliau. Ibu Susi istri Budiono menceritakan sangat terkejut dengan pengkapan beliau," ceritanya.
Susi kemudian menemani Budiono menuju Polda Metro Jaya untuk melakukan proses pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan selama kurang lebih 2x24 jam.
Kendati demikian, Rustam menepis penangkapan Budiono terkait dengan aksi 22 Mei 2019. Dia menilai Masjid Al Ittihad tidak memberi fasilitas terhadap peserta aksi. "Jangan dikait-kaitkan dengan aksi ya. Kita tidak terlibat sama sekali," tutur Rustam.
Lebih lanjutnya, kata Rustam, pihaknya akan menunggu kepastian dari penyidik. Karena itu, dia meminta agar masyarakat dan media tidak menyangkutpautkan penangkapan dengan aksi 22 Mei yang rencananya akan diadakan di Bawaslu dan KPU.